Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kemesraan PDIP-Gerindra Disaingi Nasdem-Golkar, Biduk Demokrat Masih Samar

11 Maret 2021   15:05 Diperbarui: 11 Maret 2021   15:35 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Prabowo-Puan dan AHY: Tribunnews.com - Surya Paloh Airlangga: Liputan6.com - edit: Elang Salamina


BUKAN lagi rahasia umum, dua partai politik yang selama hampir satu dekade saling bersebrangan, Yaitu PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra, kini boleh dibilang telah menjadi sejoli. Hubungan kedua partai politik ini tampak begitu mesra.

Wacana yang berkembang, kemesraan dua partai politik tersebut di atas tak lepas dari adanya kepentingan yang sama menuju Pilpres 2024. Ribut-ributnya, dua partai besar di tanah air ini akan menduetkan pasangan Prabowo Subianto dengan Puan Maharani sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Wacana ini sudah menguar kemana-mana. Tidak hanya ramai di kalangan penggiat politik atau pengamat, tetapi masyarakat awam pun telah cukup banyak yang membicarakannya. Itulah politik, ketika bicara soal kepentingan, lawan pun mendadak jadi kawan. Bahkan menjalin hubungan mesra.

Belakangan, kemesraan PDIP dengan Gerindra mendapat saingan dari partai politik lainnya. Yaitu, Partai Nasdem dengan Partai Golkar. Paling tidak hal ini bisa dibuktikan dengan pertemuan kedua ketua umum partai masing-masing, yakni Surya Paloh dari Nasdem dan Airlangga Hartarto dari Golkar, di Pulau Kali Age, Kepulauan Seribu.

Menurut kabar yang tersiar di beberapa media massa tanah air, pertemuan kedua pucuk pimpinan partai politik tersebut untuk membahas hal-hal yang sifatnya tidak jauh dari kepentingan Pilpres 2024. Bahkan, bocoran dari hasil pertemuan itu juga sempat menguar ke publik. Konon, disepakati bahwa Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar didafuk menjadi calon wakil presiden. Sedangkan calon presidennya dari Nasdem yang tokohnya masih harus menunggu hasil konvensi pada tahun 2022 mendatang.

Wacana tersebut akhirnya bisa dijadikan sebuah kebenaran, setelah Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Willy Aditya, blak-blakan bahwa memang pertemuan Surya Paloh dengan Airlangga tersebut mendiskusikan seputar Pilpres 2024 dan rencana konvensi calon presiden dari Partai Nasdem. Dalam hal ini, Golkar dianggap memiliki pengalaman waktu menggelar konvensi capres 2004. 

"Terkait konvensi memang ada beberapa hal yang didiskusikan, karena sejarah mencatat Partai Golkar memiliki pengalaman konvensi di 2004. Maka Nasdem melihat hal itu suatu hal yang bersifat elaboratif dan brainstorming," kata Willy, Rabu (10/3). Dikutip dari CNNIndonesia. 

Pada kesempatan yang sama, Willy juga menerangkan pertemuan Airlangga dan Paloh dilakukan dalam rangka tukar pikiran dan musyawarah. Menurutnya, hal itu penting untuk membangun frekuensi yang sama dalam menjalankan strategi politik untuk ke depan. Lebih lanjut Willy menyatakan Nasdem terbuka untuk berkoalisi dengan parpol lain dalam rangka memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen. Menurutnya, koalisi harus dilakukan mengingat persentase suara yang dimiliki Nasdem tidak bisa memenuhi ambang batas untuk mengusung pasangan capres dan cawapres.

Saling lirik dan saling menjajaki komitmen sebuah partai politik memang sebuah keniscayaan menjelang digelarnya kontestasi suksesi kepemimpinan nasional. Apalagi, ambang batas atau presidential threshold masih cukup tinggi yakni 20 persen. Artinya, demi mampu memenuhi syarat tersebut maka jalan satu-satunya adalah menjalin mitra koalisi. Kecuali PDIP yang telah memenuhi ambang batas meski tidak berkoalisi dengan partai lain. Namun begitu, berat rasanya bisa memenangi pertarungan bila hanya mengandalkan satu kendaraan politik saja.

Untuk itu hal yang wajar, jika sekarang seperti PDIP dan Gerindra terus menguatkan pondasi koalisi mereka. Begitupun Nasdem dengan Golkar, meski mungkin masih dalam tahap penjajakan. Apapun itu, mereka sudah satu langkah lebih maju dibanding dibanding dengan partai lainnya. Terutama bila dibandingkan dengan Partai Demokrat.

Partai berlambang Mercy sepertinya boro-boro sempat memasang target atau bicara soal pilpres 2024, guna menyelamatkan eksistensi partai pun rasanya masih sumir. Hal ini tak lepas dari adanya konflik internal hingga mengakibatkan terjadinya dualisme kepemimpinan. Yaitu kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan kubu Moeldoko yang didaulat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat pada KLB Deli Serdang belum lama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun