Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Masuk Perangkap Jokowi?

28 Desember 2020   10:46 Diperbarui: 28 Desember 2020   11:07 1845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PASCA Pilpres 2019, dua tokoh utama yang bertarung memperebutkan kursi kepemimpinan nasional, Jokowi dengan Prabowo Subianto bertemu untuk pertama kalinya di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pertemuan ini mengundang sorotan banyak pihak dan menjadi headline pemberitaan media massa. 

Spekulasi analisa dan argumen maksud dari pertemuan kedua tokoh nasional tersebut langsung menyebar ke mana-mana. Meski begitu, dugaan mengerucut, hal itu bagian dari langkah rekonsiliasi keduanya setelah terjadi perseteruan sengit. Kedua kubu saling membangun narasi-narasi untuk menjatuhkan lawan. 

Tidak ada yang menyangka, pertemuan di MRT Lebak Bulus nyatanya bukan sekadar rekonsiliasi, tetapi dijadikan ajang "bisik-bisik" keduanya dalam berbagi kue kekuasaan. Hal tersebut diketahui setelah pada akhirnya Prabowo bergabung dengan Pemerintahan Jokowi. Dan, Partai Gerindra dimana Prabowo sebagai ketua umumnya mendapat jatah dua kursi menteri. Menhan dan Menteri KKP. 

Tahun pertama bergabungnya dengan koalisi pemerintah tampak berjalan normal-normal saja. Bahkan, Prabowo dianggap beruntung. Hubungannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri kembali harmonis. 

Malah, Prabowo diajak jadi mitra koalisi untuk Pilpres 2024. Dan, mantan Danjen Kopasus itu digadang-gadang sebagai calon presiden. Sedangkan partai banteng cukup menjadi calon wakilnya atas nama Puan Maharani. 

Dengan kata lain, Prabowo menang banyak. Dia menjadi Menhan sebagai pelipur lara atas kekalahannya pada pilpres, menjalin mitra koalisi dengan PDI Perjuangan, dan tentu saja mendapat dukungan penuh dari Presiden Jokowi. Salah satu indikasinya, mantan suami Titiek Soeharto ini dipercaya menangani food estate atau lumbung pangan nasional. 

Kepercayaan tersebut dinilai sebagian pihak merupakan pemberian karpet merah bagi Prabowo dari Jokowi menuju kontestasi Pilpres 2024. Dugaan ini cukup logis. Sebagai petugas partai orang nomor satu di Indonesia ini tentu mempunyai tanggungjawab untuk menjadikan PDI Perjuangan kembali berkuasa. Meski sebagai calon wakil presidennya. 

Namun, seiring waktu berjalan, sinar Prabowo yang asalnya terang mulai meredup. Beberapa peristiwa miring yang terjadi hampir berbarengan jadi alasan. 

Pertama, tertangkapnya Menteri KKP, Edhy Prabowo oleh KPK karena diduga terlibat suap perizinan benih lobster. Kejadian ini sangat menjatuhkan marwah Prabowo dan Partai Gerindra. Bahkan, sejumlah kalangan menilai karier politiknya menuju Pilpres 2024 telah tamat. 

Kedua, terkait kepulangan Habib Rizieq Shihab. Dari beberapa peristiwa negatif di tanah air setibanya pimpinan Front Pembela Islam (FPI) tersebut, Prabowo sama sekali tak mampu berbuat banyak. Padahal, posisinya sebagai Menhan. 

Alih-alih mampu menerbitkan satu keputusan tegas atas kekisruhan yang diakibatkan Habib Rizieq. Beberapa anak buahnya seperti Fadli Zon dan Habiburokhman malah ikut membela sang habib dan FPI-nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun