Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyoal Sikap Diam Prabowo dan Rekonsiliasi Setengah Hati

26 Desember 2020   15:30 Diperbarui: 26 Desember 2020   15:35 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo malah semakin diam dan tak menampakan diri dalam beberapa waktu, saat salah satu anak buahnya yang menjabat Menteri KKP, Edhy Prabowo dicokok KPK. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini diduga telah menerima suap atas akses perizinan benih lobster. 

Entah apa yang membuat Prabowo semenjak menjabat Menhan mendadak jadi pendiam. Namun, jika terkait kisruh FPI dan Habib Rizieq, timbul prasangka bahwa diamnya Prabowo didasari oleh rasa galau atau dilema dalam menentukan sikap. 

Bagaimanapun, sebelum bergabung dengan pemerintah, hubungan Prabowo dan Habib Rizieq beserta FPI nya begitu dekat. Ormas Islam ini sebagai salah satu pihak yang mendukung penuh pencapresan putra Begawan ekonomi nasional, Soemitro Djojohadikoesoemo tersebut. 

Bahkan, saking dekatnya Prabowo sempat berjanji pada masa kampanye Pilpres 2019 lalu bakal menjemput Habib Rizieq dengan pesawat pribadinya bila menjadi presiden. Sayang, janjinya itu tak terwujud. Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno harus mengakui keunggulan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. 

Meski Prabowo telah bergabung dengan pemerintah, sepertinya hubungan emosionalnya dengan Habib Rizieq belum putus. Namun begitu, Prabowo tak bisa berbuat banyak, karena statusnya sebagai pejabat pemerintah. Dia tidak mungkin terang-terangan membela Habib Rizieq dan FPI atau bertindak tegas sesuai kapasitasnya sebagai Menhan. Prabowo lebih baik memilih diam. 

Mendengar kata diam jadi teringat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Dia pernah mengatakan bahwa diam itu emas. Selama pemerintahan Presiden SBY 10 tahun lamanya, putri sulung Presiden Sukarno dan partainya tidak banyak bersikap, kecuali fokus jadi oposisi. Hasilnya tampak, dalam dua kali pemilu legeslatif maupun pilpres, PDI Perjuangan keluar sebagai kampiun. 

Sebaliknya, sikap diam Prabowo malah menuai cibiran. Baik dari pendukung Jokowi, maupun dari mantan kolega oposisinya. Namun begitu, ini mungkin pilihan politiknya. Apapun hasilnya nanti, dia sudah siap. 

Rekonsiliasi Setengah Hati 

Pada awal menyatakan bakal bergabung dengan pemerintah, Prabowo berdalih bahwa sikapnya itu demi terciptanya rekonsiliasi nasional. Dalam arti menyatukan kembali dua kelompok besar yang sempat terpecah saat kampanye Pilpres 2019. 

Meski menuai pro kontra, niat Prabowo kala itu dianggap masuk akal. Jalan satu-satunya menghindari perpecahan antara kubu pemerintah dan oposisi adalah rekonsiliasi. Rekonsiliasi ini terasa paripurna setelah Sandiaga Uno sebagai cawapres Prabowo pun pada akhirnya bergabung dengan pemerintah. Pada reshuffle kabinet, Rabu (23/12) lalu, dia dipercaya jadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Pasca bergabung sejak awal pemerintahan Presiden Jokowi jilid II, Prabowo sejatinya bisa menempatkan dirinya sebagai fasilitator diantara dua kubu yang selama ini bersebrangan. Sebagai mantan jantung kubu oposisi mestinya mantan Danjen Kopasus ini bisa merangkul seluruh elemen yang pernah berpihak padanya saat pilpres. Kemudian diajak duduk bersama dalam menangani segala persoalan bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun