Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini 2 Masalah Besar Pendidikan Nasional Versi AHY...

2 Mei 2020   21:45 Diperbarui: 2 Mei 2020   22:02 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana prilaku perundungan atau bullying kerap terjadi di lembaga-lembaga pendidikan, baik di tingkat dasar maupun atas. Mungkin sudah tak terhitung lagi jumlahnya kasus-kasus perundungan yang terjadi di tanah air. Tapi tetap saja, belum ada faktor-faktor yang membuat prilaku ini bisa diberhentikan. Seolah pihak lembaga pendidikan mati kutu mengatasi permasalah tersebut.

Pun dengan aksi kekerasan seksual, juga kerap menghiasi layar kaca atau berita-berita online maupun cetak. Parahnya kekerasan seksual ini tidak hanya terjadi antara siswa dengan siswa, tapi justru kerap terjadi dilakukan oleh tenaga pendidik itu sendiri. Jelas, ini merupakan peristiwa yang sangat memalukan dan membuat miris.

Terakhir adalah tentang intoleransi atau radikalisme. Bukan rahasia umum bahwa kasus-kasus seperti ini juga sudah merambah ke dalam dunia pendidikan di tanah air. Tentu saja paham ini akan sangat berbahaya bagi dunia pendidikan dan para siswa itu sendiri. Apalagi jika pondasi agamanya lemah.

Bagi penulis, jangankan peserta didik yang masih bisa disebut anak-anak. Manusia dewasa sekalipun jika mental dan pondasi agamanya lemah akan sangat mudah terhasut oleh paham radikalisme.

Jika sudah begini, tidak heran jika banyak terjadi bentrokan atau sengketa hanya karena berbeda pandangan, agama, suku atau bahkan beda kebiasaan. Maka, menjadi hal wajar, dengan maraknya paham radikalisme masuk sekolah, banyak orang tua siswa yang begitu khawatir terpapar radikalisme atau ajaran intoleransi.

Itulah dosa besar yang diutarakan Nadiem Makarim yang terjadi pada pendidikan nasional.

Namun rupanya, lain Nadiem lain pula yang diungkapkan oleh Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono. Menurutnya, pendidikan nasional masih menyisakan dua masalah mendasar. Yakni soal akses dan kualitas pendidikan. Masalah ini tetap ada kendati sudah ada berbagai upaya reformasi pendidikan termasuk alokasi anggaran 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Dilansir dari Tempo.co, AHY menjelaskan, dilihat dari sisi akses, berbagai indikator seperti angka partisipasi murni, lama bersekolah, dan tingkat putus sekolah, masih membutuhkan perbaikan.

"Meski kami tahu kebijakan sekolah gratis, program beasiswa, penyelesaian problem jarak dan akses menuju sekolah telah diusahakan," kata AHY lewat akun Twitter resminya, Sabtu, 2 Mei 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun