Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Soal Banjir, Orang Kaya ini Bandingkan Anies dengan Ahok

22 Februari 2020   22:11 Diperbarui: 22 Februari 2020   22:09 1760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SELAIN sebagai ibu kota, apa yang terpikir dalam benak kita ketika bicara tentang DKI Jakarta? Pastinya banyak ragam yang bisa diutarakan. Tapi bila dikerucutkan, penulis masih meyakini bahwa Jakarta masih identik dengan kemacetan, polusi dan tentu saja banjir.

Ya, banjir bagi DKI Jakarta seolah telah menjadi "kutukan" turun temurun. Siapapun pemimpin atau Gubernurnya, hampir dipastikan tidak pernah lepas dengan bencana alam yang satu ini.

Maka wajar jika akhirnya penangan banjir di DKI Jakarta selalu dijadikan tolak ukur sejumlah pihak bahkan masyarakat, atas berhasil atau tidaknya seorang gubernur dalam memimpin Jakarta.

Sejauh ini, memang sepertinya belum ada seorang pun gubernur di DKI Jakarta yang mampu dan memiliki solusi jitu terhadap penanganan banjir. Padahal secara teori, mereka yang pernah memimpin ibu kota negara ini hampir tidak pernah kehabisan ide-idenya.

Tapi, tetap saja banjir tiap tahunnya selalu menjadi tamu tak diundang. Datang dan merusak segala apa yang ada di sekitarnya. Tidak hanya harta benda, bahkan nyawa pun tak luput dari terjangannya.

Kita coba lupakan banjir yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Karena itu hanya akan menggores luka lama bagi mereka yang pernah menjadi korban.

Untuk tahun ini saja, setidaknya ada dua kali banjir besar melanda kota Jakarta. Pertama pada awal tahun baru 2020 lalu dan pada minggu-minggu pertama bulan Februari. Dampaknya, entah berapa rupiah kerugian yang diakibatkan banjir tersebut. Belum lagi ribuan masyarakat terpaksa harus diungsikan dan puluhan nyawa melayang.

Lantas siapa yang paling bertanggungjawab? Jelas yang dipersalahkan dalam hal ini adalah pimpinannya. Karena, hampir dipastikan siapapun orangnya yang menjadi gubernur di DKI Jakarta, penanganan banjir selalu masuk dalam agenda utama janji politik, saat kampanye waktu Pilkada.

Namun nyatanya, banjir tetap saja menjadi "agenda" rutin di musim penghujan. Hingga akibatnya segala bentuk cibiran, protes, nyinyir dan makian menjurus pada satu sosok, yakni Gubernur DKI Jakarta. Tak terkecuali Anies Baswedan yang sedang berkuasa saat ini.

Dengan adanya banjir di Jakarta, Anies seolah tak henti-hentinya dipersalahkan, dianggap tidak mampu dan dinilai hanya pintar bicara tanpa bukti oleh berbagai pihak. Baik itu masyarakat, warganet ataupun pemerintah.

Terlebih, mereka yang anti Anies seperti diberi panggung khusus untuk membully mantan Rektor Universitas Paramadina ini. Hingga akhirnya muncul stigma di masyarakat, bahwa Anies sangat buruk dalam hal penanganan bencana banjir di Jakarta. Banarkah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun