Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Secarik Kertas Usang

22 Januari 2020   11:10 Diperbarui: 22 Januari 2020   11:35 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com/suratcintausang

Pada secarik kertas usang, kutuliskan gelisah diri

Tentang negeri yang terus dihantui iri dengki

Tentang penguasa yang selalu tebar angkara murka
Demi tahta, harta dan wanita

_"Ah, inikah potret ibu pertiwi? "...

Pada secarik kertas usang, jiwa rindu berontak meradang

Sebab suara tak lagi dianggap kata-kata bermakna
Sebab suara hanya dianggap semilir angin waktu senja
Terbang menuju cakrawala, lalu sirna ditutup jelaga

_"di manakah saudara yang katanya siap mengabdi untuk bangsa?"

Pada secarik kertas usang, kutulikan gelisah diri
Sebab suara telah dianggap mati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun