Pada secarik kertas usang, kutuliskan gelisah diri
Tentang negeri yang terus dihantui iri dengki
Tentang penguasa yang selalu tebar angkara murka
Demi tahta, harta dan wanita
_"Ah, inikah potret ibu pertiwi? "...
Pada secarik kertas usang, jiwa rindu berontak meradang
Sebab suara tak lagi dianggap kata-kata bermakna
Sebab suara hanya dianggap semilir angin waktu senja
Terbang menuju cakrawala, lalu sirna ditutup jelaga
_"di manakah saudara yang katanya siap mengabdi untuk bangsa?"
Pada secarik kertas usang, kutulikan gelisah diri
Sebab suara telah dianggap mati