Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mending Mana, Buat Resolusi atau Rombak Pola Pikir?

30 Desember 2019   20:40 Diperbarui: 30 Desember 2019   20:48 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SUDAH menjadi hal lumrah saat jelang pergantian tahun, kita terbiasa mendengar satu kata, yakni resolusi. Kata ini seolah menjadi menu atau hukum wajib disematkan dalam hati atau dilisankan secara verbal ke khalayak ramai. Baik itu dalam obrolan langsung sesama teman, atau di umumkan melalui media sosial (Medsos) dalam bentuk status.

"Tahun depan, resolusiku adalah ingin seperti ini. Tahun depan, resolusiku ingin seperti itu atau tahun depan, aku akan begini, aku akan begitu dan bla..bla..bla..,"

Lalu, apa itu resolusi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) resolusi berarti keputusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang) pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal.

Jadi, jika sedikit disederhanakan, resolusi itu adalah permintaan atau keinginan yang telah ditetapkan dalam hati untuk bisa diwujudkan di masa mendatang atau di tahun yang baru. Tentu saja, segala keinginan atau permintaan ini sifatnya positip.

Nah, tak terasa tahun 2020 sudah berada di depan mata. Ini artinya, sudah hampir setahun pula resolusi yang dibuat kita pada tahun lalu. Jika melihat ke belakang atau awal tahun lalu, boleh jadi tak sedikit orang-orang yang membuat resolusi tersebut, targetnya sesuai harapan. Tapi, penulis yakin, banyak pula yang masih jauh dari harapan. Bahkan, mungkin ada juga yang tidak mengingat tentang resolusi yang dibuatnya tahun lalu.

Jika sudah seperti ini, penulis jadi berpikir. Resolusi yang kita buat atau dijadikan patokan hidup. Namun, pada akhirnya tidak berupaya mengejar keinginan atau target tersebut dan bahkan melupakannya, sama halnya dengan membohongi diri sendiri.

Contoh kasus, kebetulan penulis suka fitness. Awal tahun lalu, penulis mempunyai target ingin membetuk otot perut agar bisa sixpack. Jujur, awalnya penulis berusaha keras untuk mencapai target tersebut, namun seiring perjalanan waktu ujung-ujungnya malah hangat-hangat tai ayam. Dengan kata lain, hanya semangat di awal, kemudian kehilangan motivasi dan menjalani latihan apa adanya.

Namun, penulis yakin, tidak semua orang seperti penulis yang semangat di awal lalu kehilangan motivasi, hingga jelang akhir tahun targetnya tidak tercapai. Masih banyak orang yang progresnya tiap tahun terus membaik.

Namun, perlu dicatat. Orang-orang yang berhasil atau progresif ini justeru belum tentu mempunyai resolusi tahunan. Bisa jadi, mereka adalah orang-orang yang sadar bahwa mereka tidak boleh menghambur-hamburkan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan tidak produktif. Mereka hanya fokus pada tujuannya yang senantiasa ingin dicapai.

Jadi, pada prinsipnya, buat orang-orang yang meiliki pola mikir maju, resolusi tidak wajib dicanangkan pada awal atau akhir tahun. Mereka akan selalu berusaha mengevaluasi diri dan terus mengupdate visi misinya.

Atau, bisa jadi pada awal tahun, mereka sebenarnya memiliki target. Namun, jika sekiranya target yang ingin dicapai tersebut tidak sesuai harapan, tidak lantas membuat mereka kehilangan motivasi. Melainkan, mereka berupaya mencari jalan lain untuk mencapai tujuannya dimaksud atau malah mencari resolusi baru. Dalam hal ini, tujuan mereka satu yaitu bagaimana hidup agar tetap bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun