Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar di Balik Mesranya Surya Paloh dengan Anies Baswedan

9 November 2019   06:43 Diperbarui: 9 November 2019   18:50 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Metro Tempo.co

MENGUTIP judul berita Kompas.com, Jumat (08/11/2019) yang berjudul Makin Mesra, Anies Panggil Surya Paloh "Bang Surya" di Kongres Nasdem. Membuat penulis tertarik untuk mencoba mengurai ada apa dibalik mesranya mereka berdua.

Dilansir Kompas.com, Gubernur DKI Jakarta beberapa kali memanggil ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh dengan panggilan "Bang Surya" saat memberikan sambutan dalam kongres Partai Nasdem di JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat(08/11/2019) malam.

Menurut hemat penulis, mesranya Anies dan Surya Paloh semakin menguatkan dugaan banyak pihak, bahwa diantara mereka berdua telah menjalin komitmen atau setidaknya merajut hidden agenda untuk jangka panjang. Yaitu perhelatan pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres/Pilwapres) 2024 mendatang.

Kemungkinan dipilihnya Anies oleh Partai Nasdem tentunya bukan tanpa alasan. Pada Pilpres dan Pilwapres tahun 2024 mendatang hampir seluruh personal calon atau kandidat yang sudah digadang-gadang bakal maju pada kontestasi Pilpres 2024 mendatang relatip lebih berimbang atau belum ada nama yang benar-benar menonjol seperti halnya Joko Widodo pada saat kontestasi Pilpres 2014 lalu.

Nama Anies Baswedan juga sudah masuk dalam radar politik nasional yang kemungkinan menjadi kandidat calon presiden atau wakil presiden bersaing dengan Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ridwal Kamil, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ganjar Pranowo.

Diantara calon-calon yang disebutkan di atas, tentunya secara popularitas nasional, nama Anies boleh dikedepankan. Hal ini tak dipungkiri karena statusnya sebagai Gubernur DKI Jakarta, yang merupakan etalase tanah air, yang sudah barang tentu hampir selalu menjadi sorotan publik nasional. 

Itulah sebabnya, mengapa Surya Paloh mencoba untuk menggandeng Anies.
Mungkin dalam kalkukasi politik Suya Paloh, peluang Anies menang pada kontestasi Pilpres 2024 mendatang cukup terbuka lebar. Tinggal sekarang, bagaimana Nasdem mandapatkan sokongan dari partai lain. Nada-nadanya, PKS siap berkoalisi dan mungkin ditambah lagi dengan PAN.

Pertanyaannya, kenapa Partai Nasdem merasa percaya diri mampu menjadi goal maker dalam penentuan calon presiden tahun 2024? Tentunya ini tak lepas dari hasil perolehan suara Pemilihan anggota legaslatif (Pileg), yang mencapai 9,05 persen.

Jika mencermati konstalasi politik terkini, Nasdem sepertinya akan atau tinggal merangkul PKS yang memperoleh 8 persen lebih dan PAN yang memperoleh suara 6 persen lebih. Persentase perolehan suara ini jika dikonversikan ke kursi DPR RI, rinciannya adalah : Nasdem 59 kursi, PKS 50 kursi dan PAN 44 kursi. Jika dijumlahkan ketiga partai ini mendapat 153 kursi atau mendapatkan 26, 6 persen lebih kursi di parlemen dan 23 lebih persen suara sah nasional.

Sesuai dengan regulasi pemilu. Syarat pencalonan presiden dan wakil presiden oleh suatu partai atau koalisi partai harus mencapai 20 persen suara sah nasional dalam pemilu legeslatif terakhir dan 25 persen kursi di DPR. Hal ini sesuai dengan sistim  presidential treshold. Yaitu, ambang batas perolehan suara yang harus diperoleh oleh partai politik dalam suatu pemilu untuk dapat mengajukan calon presiden dan wakil presiden. 

Maka dengan sistim hitungan seperti itu, ketiga partai ini (Nasem, PKS dan PAN) sudah bisa mencalonkan presiden dan wakilnya sendiri.

Jika koalisi ini terjadi, boleh jadi yang bakal diusung menjadi Presiden adalah Anies Baswedan. Sedangkan wakilnya akan ditentukah berdasarkan kalkulasi dan lobi politik ketiga partai tersebut atau mungkin menjadi empat partai, jika Demokrat siap bergabung dengan poros politik untuk kepentingan 2024 ini.

Ditenggarai, karena faktor kepentingan Pilpres 2024 ini, Partai Nasdem bermanuver dari partai koalisi pemerintah. Sepertinya, Surya Paloh sebagai Ketua Umumya tidak mau lagi berdiri di balik bayang-bayang kebesaran Megawati Soekarno Putri dengan PDI Perjuangannya dan Gerindra dengan Prabowonya.

Nasdem lebih memilih poros politik baru sendiri dengan cara mendekati partai koalisi. Sejauh ini baru PKS yang sepertinya sudah bisa didekati, untuk kemudian PAN yang memang sudah menjadi rencana Partai Nasdem untuk menggelar pertemuan dengan partai berlambang matahari putih tersebut.

Demikianlah sedikit analisa receh penulis terkait mesranya Surya Paloh dengan Anies Baswedan. Namanya juga analisa receh, bisa benar, mendekati benar atau bahkan jauh menyimpang sama sekali. 

Tapi, bagaimanapun memprediksi atau menganalisa perkembangan politik bukanlah hitungan pasti. Semuanya bisa berubah seiring perjalanan waktu dan kepentingan diantara para pelaku politik itu sendiri. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun