Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kecewa, Tak Ada Lagi Susi Pudjiastuti pada Kabinet Jokowi

23 Oktober 2019   15:21 Diperbarui: 23 Oktober 2019   18:20 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ILEGAL Fishing atau penangkapan ikan ilegal kerap kali terjadi di wilayah laut nusantara. Seolah mendapat komando, kapal-kapal asing seenaknya memasuki wilayah perairan Indonesia tanpa kendali.

Menurut penulis, ada beberapa faktor yang menyebabkan sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, Thailand dan Filipina nekat memasuki wilayah perairan Indonesia. Salah satunya, bisa jadi lantaran merosotnya stock ikan yang berada di wilayah perairan mereka. Dan, tidak menutup kemungkinan, minimnya pemerintah Indonesia.

Sementara, di sisi lain, stock ikan di wilayah perairan nusantara masih melimpah ruah. Namun, jika hal ini terus dibiarkan. Sebanyak apapun stock sumber daya ikan di perairan tanah air, kalau terus-terusan dicuri oleh kapal-kapal asing, lambat laun akan habis juga.  Jelas, ini akan merugikan bangsa Indonesia terutama para nelayan-nelayan kecil. Kehidupan mereka akan semakin sulit.

Beruntung, pada kabinet Jokowi jilid pertama, nama Susi Pujiastuti masuk dalam jajaran kabinetnya. Perempuan kelahiran Pangandaran ini seakan menjadi solusi atas maraknya penangkapan ilegal di wilayah perairan nusantara.

Susi yang dipercaya menjadi Menteri Kelautan Kemaritiman dan Perikanan (KKP) pada kabinet Jokowi periode 2014-2019 langsung menjelma menjadi "monster" bagi kapal-kapal asing yang nekat memasuki wilayah perairan kita.

Tenggelamkan....! Kata-kata ini begitu khas keluar dari mulut perempuan nyentrik ini kala mendapatkan kapal asing yang masuk ke wilayah perairan Indonesia. Selama menjabat Menteri KKP, sudah tak terhitung banyaknya kapal-kapal asing yang berhasil ditenggelamkan Susi. Itu dilakukannya, karena ia tidak mau kompromi terhadap para pencuri kekayaan laut nusantara. Tak mengherankan, jika pada akhirnya, Susi dianggap menjadi salah seorang menteri terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Dengan segala prestasinya itu, tak sedikit yang percaya, kalau Presiden Jokowi akan kembali menggunakan jasanya dalam mengawal perairan nusantara. Namun, pada waktu perkenalan nama menteri kabinet Indonesia Maju, tak ada nama Susi "tenggelamkan" Pudjiastuti di dalamnya.

Kecewa?...Pasti. Mungkin rasa kecewa ini tidak hanya dirasakan penulis, tapi boleh jadi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Terutama, masyarakat nelayan. Diyakini, sepak terjang dan sifatnya yang membumi bakal dirindukan banyak fihak.

Berikut beberapa prestasi Susi Pudjiastuti selama menjabat Menteri KKP, pada periode kabibet Jokowi jilid pertama :

Seperti dikutip dari Katadata, Global Fishing Watch, pada tahun 2013 menemukan data penangkapan ikan oleh kapal asing sebanyak 6.811 aktivitas. Setelah Menteri Susi masuk dan membuat berbagai macam kebijakan tegas, angka tersebut turun sebanyak 97,89 persen jadi 1.204 aktivitas penangkapan dalam rentan waktu 2015-2018.

Tak hanya itu, berkat kerja kerasnya melindungi laut Indonesia, Menteri Susi Pudjiastuti telah mengoleksi segudang penghargaan. Tidak cuma dari dalam negeri tapi juga dari dunia internasional. 

Apa saja penghargaan yang berhasil disabet selama kurang lebih lima tahun menjabat?...seperti dirilis MoneySmart, beberapa prestasi tersebut adalah :

1. Leaders for a Living Planet Award dari WWF .
Organisasi non profit dunia yang bergerak di bidang lingkungan, WWF telah memberikan penghargaan Leaders for a Living Planet kepada Menteri Susi Pudjiastuti di tahun 2016 lalu.

2. Peter Benchley Ocean Awards
Peter Benchley Ocean Awards merupakan penghargaan maritim tertinggi di dunia. Penghargaan ini diberikan kepada tokoh pejabat publik, maupun tokoh masyarakat yang berkontribusi besar terhadap kelestarian laut.

3. Seafood Champion Award
Pada tahun 2017 Susi kembali menyabet penghargaan Seafood Champion Award di Amerika Serikat. Dalam penghargaan itu terdapat empat kategori, yaitu Innovation, Vision, Advocacy, dan Leadership.

4. Masuk daftar 100 perempuan paling berpengaruh di dunia versi BBC

Kini, posisi Menteri KKP telah berpindah tangan kepada Wakil Ketua Umum Gerindra, Edhy Prabowo. Padahal, jauh hari sebelumnya, salah seorang kepercayaan Prabowo Subianto ini digadang-gadang bakal didafuk menjadi Menteri Pertanian. Prediksi itu salah, Pos Menteri Pertanian diisi oleh Syahrul Yasin Limpo, politisi Partai Nasdem.

Mampukah Edhy Prabowo menggantikan kinerja Susi?...

Jika merujuk pada posisinya sebagai mantan Ketua Komisi IV DPR Periode 2014-2019 yang membidangi pertanian perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan pangan, sedikitnya kita boleh berharap bahwa Edhy mampu menjalankan tugasnya selaku Menteri KKP. Backroudnya waktu duduk di DPR sesuai dengan posisi menteri yang ia duduki saat ini.

Kendati demikian, tidak mudah bagi Edhy bekerja di awal-awal tugasnya. Bagaimanapun, pikiran publik sudah kadung melekat dengan Susi Pudjiastuti. Bayang-bayang prestasi Susi sedikitnya akan menjadi beban yang tidak ringan. Dalam hal ini, Edhy Prabowo harus mencurahkan 100% kemampuannya demi menjaga dan meningkatkan dunia maritim, laut dan perikanan nusantara. 

Bahkan, kalau bisa, dia harus lebih tegas dan lebih tidak ada kompromi dengan pelaku ilegal fishing di wilayah perairan tanah air. Dengan demikian, publik perlahan akan bisa melupakan Susi. Tapi, jika Edhy tidak mampu bekerja maksimal, jangan harap mendapat mendapat tempat di hari masyarakat.

Akhir kata, penulis ingin mengucapkan selamat pada Edhy Prabowo. Selamat Bertugas, semoga amanah....!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun