Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jendela Mata

17 Oktober 2019   07:40 Diperbarui: 17 Oktober 2019   07:56 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat kubuka jendela mata, embun pagi berbisik lirih, " jangan pernah takut melangkah arungi kerasnya ombak dunia". Karena, semua itu cara tuhan menguji kita tuk mampu membentuk karakter, lalu kuat menahan segala coba.

Saat kubuka jendela mata, kicauan burung di pagi hari seolah isaratkan bahwa hidup itu misteri. Di hari ini kita mampu tertawa getarkan buana, tapi dengan sekejap berubah air mata banjiri beranda hati.

Saat kubuka jendela mata, sang mentari yakinkan diri. Jika air mata banjiri hati di pagi hari, niscaya senja jadi permata. Jangan biarkan dunia taklukan diri. Bergegaslah busungkan dada dan segera taklukan dunia, lalu wujudkan segala impian kita.

Sumedang, 17 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun