Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Maafkan Aku Sobat...!

18 Agustus 2019   11:46 Diperbarui: 18 Agustus 2019   11:51 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: steemit.com

SORE itu, ruang tamu di rumah tak begitu besar tapi cukup mewah, tampak sepi. Tak ada canda tawa anak kecil atau bunyi-bunyian lainnya, kecuali seorang laki-laki tengah duduk termenung di kursi sofa loveseat warna merah. Entah apa yang dia pikirkan, hampir sejam lebih berdiam diri mematung.

"Pah nih kopinya.." Seorang perempuan cantik datang menghampiri, sambil menyodorkan secangkir kopi panas. Pakaian gamis putih dibalut hijab warna kuning tua menambah aura kecantikan perempuan ini.

"Iya. Terimakasih mah..!" Sahut laki-laki tadi, yang tak lain adalah suaminya, tampak tak bersemangat.

"Kenapa pah, dari tadi mamah lihat melamun terus?"  Tanya si isteri, lalu duduk di samping suaminya.

Yang ditanya tak lantas menjawab. Dia hanya menghela nafas dalam-dalam lalu menyeruput kopi buatan isterinya.

"Sudah berapa lama kita menikah?" Malah balik bertanya.

"12 tahun. Emang kenapa"

"Ternyata udah lama juga, tapi Allah belum memberikan kita seorang anak" ucapnya, raut wajahnya tak bisa menyembunyikan kesedihan.

"Iya pah, padahal kita sudah berusaha kemana-mana, tetap saja Alloh belum mengaruniai kita momongan"

Begitulah pasangan suami isteri, Pramono dengan Deswita ini untuk beberapa lama larut dalam kesedihan. Sampai akhirnya, Pram (sapaan akrab Pramono) mengusulkan sebuah ide.

"Bagaimana kalau kita pulang kampung?". Siapa tahu ada anak saudara yang mengizinkan anaknya kita jadikan anak angkat. Sekalian papah juga ingin bersua dengan sahabat papah. Entah kenapa hari-hari terakhir selalu mengganggu pikiran. Mungkin sudah terlalu lama tak bertemu" tutur Pram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun