Lika-Liku Dokter: Bertemu Pasien Pertama (2)

Baca bagian pertama Lika-Liku Dokter: Bertemu Pasien Pertama (1)

Selama seminggu kami sudah lakukan pemeriksaan terhadap pasien-pasien kami masing-masing. 

Selain melakukan pemeriksaan dari pagi hingga sore hari, kami juga harus menulis statusnya dengan lengkap. Sebelum tugas status dikumpulkan, kami pun harus mendiskusikannya dengan dokter residen. 

Di malam hari kami bergantian mendapatkan shift jaga malam. Di sela-sela waktu, ada juga tugas kasus dan laporan jaga yang didiskusikan dengan dokter spesialis.

Pasien silih berganti, ada yang baru masuk ruang rawat dan ada pula yang sudah boleh pulang. Tetapi pasien A, di hari terakhir itu, masih saja di ruang rawat. Saya pun mendatanginya untuk melakukan pemeriksaan seperti hari-hari sebelumnya, tetapi saat itu tidak ada senyuman di wajahnya. 

Biasanya, kedatangan saya selalu disambut dengan wajah cerianya. Kali ini ia hanya terbaring lemas dan sedikit sesak. Padahal baru saja  kemarin ibunya bertanya, "dok kalau membaik terus seperti ini sebentar lagi bisa pulang, kan?"

Diakhir sesi pemeriksaan, aku pun menyelipkan semangat pada ibu dan A. Di dalam hati, saya berterima kasih, di minggu pertama pengalaman praktik klinik ini, saya bertemu dengan sosok pasien dan keluarga yang mengajarkan saya tentang kepercayaan yang menjadi penyemangat saya dalam menempuh pendidikan kedokteran ini.

Di dalam hati, saya mengucapkan selamat tinggal karena minggu depan kelompok kami akan pindah ke RS lain, bertukar tempat dengan kelompok lainnya.

Beberapa hari berlalu. Saya tiba-tiba teringat dengan pasien A. Apakah ia sudah sehat? Apakah sudah boleh pulang? Saya pun bertanya kepada seorang teman dari kelompok lain yang saat itu sedang ditugaskan di RS tempat A dirawat.  

Setelah menyebutkan nama pasien, ruang rawat, dan diagnosis, teman saya akhirnya tahu pasien mana yang saya maksud. Ia kemudian membalas pesan saya,"pasiennya sudah meninggal, El..." Deg. Kegiatanku langsung berhenti beberapa saat.