Mohon tunggu...
Siti Nur Laila
Siti Nur Laila Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa IAIN Jember, Program Studi Pendidikan Agama Islam

Mahasiswa IAIN Jember Program Studi Pendidkan Agama Islam 2018 A2

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Killer

19 April 2020   20:19 Diperbarui: 19 April 2020   20:34 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika kita mencermati obrolan peserta didik, salah satunya yang sering menjadi topic utama pembicaran adalah guru. Tanpa disadari oleh guru, pada ternyata peserta didik selalu menilai bagaimana sikap, penampilan, bahkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas. Mulai guru yang disukai, dijadikan idola,hingga guru yang terkenal killer. Berbicara masalah guru killer, beberapa peserta didik mengartikannya sebagai guru yang mempunyai aura dan pembawaaan yang cukup menakutkan sehingga menimbulkan ketakutan bagi peserta didik selama pelajaran berlangsung. Guru killer juga sering kali dianggap pelit ketika memberi nilai. Guru killer sering kali tidak bertoleransi pada usaha peserta didik dan justru terpaku pada kemampuan menjawab suatu pertanyaan pada saat ulangan atau ujian. Biasanya guru akan dikenal killer jika sering bersikap seperti berikut :

A. Tidak Mempedulikan Peserta Didik

Guru akan dikatakan killer jika tidak memberikan perhatian pada peserta didik. Peserta didik memahami materi pelajaran atau tidak, guru killer tidak akan mempedulikannya. Yang terpenting hanyalah  ketika tes atau ujian, peserta didik harus mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Bahkan ketika ada peserta didik bertanya guru killer biasanya akan menjawab dengan acuh, tanpa ada kesungguhan dalam menjawab pertanyaan.

B. Terlalu Sering Memberikan tugas

Salah satu ciri guru killer adalah sering memberikan tugas pada peserta didik dalam jumlah banyak. Jika ada satu saja peserta didik tidak mengerjakan tugas, guru killer akan langsung memarahinya habis-habisan tanpa menanyakan terlebih dahulu alasan mengapa peserta didik tersebut tidak mengerjakan tugas.

C. Tidak Pernah Tersenyum atau Sering Dikenal Dengan Jutek atau Judes

Guru yang tidak pernah tersenyum pada peserta didik judes atau jutek ketika berhadapan dengan peserta didik merupakan salah satu ciri dari guru killer. Guru dengan tipe seperti ini sangat tidak ramah terhadap peserta didik, sehingga kebanyakan tidak disukai peserta didik.

D. Suka Menghukum

Terlalu gampang memberikan hukuman pada peserta didikatas kesalahan yang tidak seberapa juga termasuk kedalam ciri guru killer. Guru killer akan selalu memberikan hukuman tanpa melihat sebesar apa kesalahan peserta didik. Ia memberikan hukuman tanpa mempertimbangkan perlukah hukuman tersebut diberikan dan apakah hukuman tersebut akan membawa manfaat atau bahkan justru mengakibatkan dampak yang lebih buruk lagi.

Apapun alasannya, menjadi guru killer sangat tidak dianjurkan, terutama dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran walaupun menjadi guru killer membuat peserta didik lebih disiplin, namun disiplin tersebut bukan karena kesadaran melainkan atas dasar ketakutan. Akibatnya, kedisiplinan hanya akan tercipta jika guru killer ada sementara ketika sang guru tersebut tidak ada, maka peserta didik kembali pada kebiasaan semula dan kesisiplinan tidak lagi tercipta. Akhirnya, yang terpenting dalam proses pendidikan adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran akan pentingnya belajar dan bersikap baik. Jika peserta didik telah memiliki kesadaran, maka mereka akan merasa butuh, sehingga lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tanpa merasa terpaksa. Terlebih tentang kepemilikan karakter, jika peserta ddik telah menyadari bahwa nilai-nilai karakter merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan untuk melangsungkan hidup dimasa mendatang, tentu peserta didik akan selalu mengembangkan nilai-nilai tersebut tanpa ada paksaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun