Mohon tunggu...
Ela Sulistyo
Ela Sulistyo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA N 2 Brebes

Seorang guru Bahasa Jawa di SMA Negeri 2 Brebes yang ditakdirkan lolos PPPK Mapel Seni Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Asyiknya Belajar Aksara Jawa melalui Meme

10 Desember 2022   05:20 Diperbarui: 10 Desember 2022   05:26 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya bangsa Jawa. Dalam Perda Provinsi Jawa Tengah No.9 tahun 2012 tentang bahasa, sastra, dan aksara Jawa, mendefinisikan bahwa aksara Jawa  adalah carakan  atau huruf yang mempunyai bentuk,  tanda grafis,  sistem, dan  tatanan penulisan yang  digunakan  untuk  bahasa dan sastra Jawa  dalam  perkembangan sejarahnya.

Aksara Jawa terdiri atas aksara carakan yaitu aksara Jawa pokok yang berjumlah 20 buah. Adapun perangkat huruf Jawa  tersebut yaitu dentawyanjana, pasangan, sandhangan, pada, angka, aksara murda, aksara rekaan, dan aksara swara.

Peninggalan budaya ini adalah suatu peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Aksara Jawa ini menjadi bukti nyata adanya zaman terdahulu sebelum adanya bangsa Indonesia. Namun, anak generasi zaman sekarang banyak yang tidak bisa membaca dan menulis aksara Jawa.

Ada beberapa faktor penyebab anak tidak bisa membaca dan menulis aksara Jawa, diantaranya: 1) Mereka menganggap aksara Jawa merupakan aksara asing bagi mereka; 2) Mereka tidak tertarik belajar aksara Jawa karena jarang digunakan dalam kehidapan sehari-hari; (3) Media pembelajaran untuk belajar aksara Jawa masih minim.

Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan aksara Jawa, seperti memasukkan pembelajaran membaca dan menulis aksara Jawa ke dalam kompetensi dasar kurikulum. Namun, para siswa menganggap pembelajaran aksara Jawa merupakan pembelajaran yang sulit.

Melihat kondisi yang demikian perlu dilakukan tindakan yang menyenangkan agar anak mau belajar aksara Jawa. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah membuat media belajar yang menarik.

Dunia maya sebagai salah satu produk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan kreatif seseorang. Salah satu media yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan seseorang yaitu meme. Meme adalah gagasan yang dituangkan dalam bentuk gambar disertai dengan tulisan. Gambar atau foto yang ada pada Meme merupakan pendukung tulisan yang dibuat.

Istilah meme pertama kali dikenalkan oleh Dawkins melalui bukunya yang berjudul The Selfish Gene pada tahun 1976. Meme adalah neologi yang dikenal sebagai karakter dari budaya, yang termasuk di dalamnya yaitu gagasan, perasaan, ataupun perilaku (tindakan). Meme juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ditularkan dari orang ke orang lain (Blockmore 1999:7).

Hakikat meme sebagai segala sesuatu yang ditularkan ke orang lain tidak berubah. Buktinya, di era teknologi ini banyak meme beredar di dunia maya. Meme menjadi sebuah media yang menarik yang digunakan seseorang untuk menuangkan ide-ide kreatif mereka. Meme sebagai media pembelajaran dapat digolongkan ke dalam jenis media visual dalam bentuk grafis.

Banyak meme yang beredar di dunia maya. Mereka membuat meme sebagai media untuk mengungkapkan gagasan mereka. Menuangkan dan menulis gagasan dalam bentuk meme dirasa lebih menarik perhatian daripada hanya sebatas tulisan biasa. Gambar dan tulisan yang mendukung dalam meme membuat para pengguna dunia maya tertarik untuk membaca tulisan meme tersebut.

Perlu dilakukan inovasi untuk membuat meme menjadi sebuah media belajar aksara Jawa. Hal yang bisa dilakukan adalah membuat meme beraksara Jawa. Tulisan meme yang biasanya menggunakan huruf latin diganti dengan menggunakan aksara Jawa. Dengan demikian, pembaca penasaran dengan tulisan yang ada dalam meme tersebut kemudian mau sedikit demi sedikit berlatih membaca aksara Jawa tanpa paksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun