Mohon tunggu...
El Fietry Jamilatul Insan
El Fietry Jamilatul Insan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aku seorang perempuan, yang bangga menjadi perempuan, dan selalu menyediakan ruang cinta untuk perempuan, meski aku bukan lesbian :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

{Girlband Rangkat} Pertemuan Pertama

7 Februari 2012   16:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:56 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di minggu pagi yang cerah, Fietry mengayuh sepeda menuju rumah Asih Sekdes Rangkat dalam rangka menyerahkan surat persetujuan gabung di Girlband Desa Rangkat. Jilbab yang dikenakannya berkibar tertiup angin, ia sudah yakin dengan keputusannya bergabung dengan Girlband Rangkat. Terlebih setelah keinginannya untuk tak melepas jilbab disetujui oleh pihak manajemen. Sesampainya disana Fietry segera menyerahkan surat persetujuannya disertai biodata pribadinya pada Mbak Asih dan Mbak Yuli.

Mbak Yuli selaku manager Girlband Rangkat memeriksa CV Fietry dengan teliti, setelah itu ia menyerahkannya pada Mbak Asih produser Girlband Rangkat.

“ Tinggi 155 dan berat 65 kg?” Mbak Asih memandang Fietry.

“ Kenapa Mbak Asih? Badanku gak proposional yah buat jadi anggota Girlband Rangkat?” tanya Fietry khawatir.

Mbak Asih tersenyum menangkap nada khawatir dalam ucapan Fietry.

“ Tenang aja, dengan seringnya latihan berat badan kamu pasti turun,” ucapnya kemudian.

“ Tapi, apa itu mungkin mbak Asih?” kata Fietry sembari memandangi tubuhnya yang bongsor.

“ Hai, kenapa minder? Pede aja lagi dengan kondisi tubuhmu yang gini, justru kehadiranmu membuat Girlband ini jadi unik,” kata seorang gadis berjilbab modis yang tiba-tiba saja datang dan merangkul pundak Fietry.

Fietry terbengong-bengong dibuatnya. Gadis itu mengulurkan tangan mengajak bersalaman.

“ Namaku Rieya,” ucapnya ramah memperkenalkan diri.

Fietry segera menyambut uluran tangan Rieya sembari menyebutkan namanya, mereka berjabatan tangan erat. Setelah itu, Mbak Yuli mengajak Fietry dan Rieya masuk ke dalam sebuah ruangan dimana para gadis-gadis yang akan dilatih menjadi Girlband Rangkat berada. Fietry berkenalan dengan mereka semua. Ada kaka beradik Ajeng dan Si Ajen, Eleazar, Artis, Hanna, Ningwang, dan Yulianie. Selanjutnya mereka juga diperkenalkan pada Kang Ibaypelatih korografer, Teteh Jingga sang pelatih vokal, dan Dorma yang akan menyediakan makanan selama mereka latihan.

Untuk pertemuan pertama para anggota Girlband Rangkat yang baru lahir ini di berikan jadwal latihan dan lagu yang harus dihafalkan. Kemudian diadakan sesi foto-foto untuk pembuatan poster supaya seluruh warga desa rangkat mengenal wajah mereka. Dan Mbak Asih selaku Produser sudha menyiapkan kostum untuk mereka pakai dalam sesi foto-foto tersebut.

“ Kok kostumnya begini sih, Mbak Asih?” tanya Ajen memprotes.

Kostum yang akan mereka pakai adalah baju kurung dengan jilbab warna senada. Ada banyak bordiran dan sulaman di pakaian itu.

“ Hehehe, sory ya. Cuma itu baju-baju yang bisa ku sewa dengan harga murah, itu punya ibu-ibu di Majelis Ta’lim. Maklumlah, proyek ini kan masih baru. Jadi budgetnya masih terbatas, setelah kalian terkenal nanti, pasti kita akan dapat banyak sponsor. Dan kalian bisa memakai baju yang sesuai dengan karakter kalian masing-masing,” kata Mbak Asih menjelaskan.

“ Iya, untuk sementara kalian pake baju dulu ini aja. Gak papa,” kata Mbak Yuli menambahkan.

“ Tapi aku gak tahu cara makainya Mbak Yuli...,” kata Ajeng merajuk.

“ Aku juga....,” kata Artis menyahut.

Mbak Yuli dan Mbak Asih saling berpandangan, mereka tampak memikirkan jalan keluarnya.

“ Aku bisa kok bantu kalian memakainya,” kata Fietry sambil tersenyum.

“ Aku juga bisa mendandani kalian agar tetap cantik dengan pakai jilbab.” Rieya menimpali ucapan Fietry.

Mbak Yuli dan Mbak Asih tersenyum mendengarnya. Maka begitulah, mereka memakai baju-baju itu kemudian berfoto bersama.

Lihat mereka...cantik-cantik kan?

13286336191320786694
13286336191320786694

foto by: desainkawanimut.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun