Jika kabar ini benar, sekali lagi, jika kabar ini benar, maka Prabowo Subianto, Capres Gerindra dan partai koalisinya, patut dinobatkan sebagai salah satu tokoh jenius abad ini. Betapa tidak, menurut Fahri Hamzah sebagaimana yang diwartakan Inilah.com hari ini, Senin (02/06), Prabowo mempunyai IQ (Intelegency Question) 152!
"Satu saya dengar, yang belum didengar umum, karena pemimpin mendatang meringkankan beban kita. Dan berita gembira bagi kita, hasil tes psikologi capres, bahwa IQ Pak Prabowo, dalam tes itu 152," ungkap Wasekjen PKS Fahri Hamzah saat menghadiri peresmian tim kampanye Prabowo-Hatta di Kalimantan Tengah, Senin (2/6/2014).
Jika faktanya IQ Prabowo 152 dan terpilih sebagai presiden, maka besar harapan ia bisa mengubah wajah Indonesia yang lebih mandiri dan bermartabat. Dengan kegeniusannya, tentu gagasan-gagasan dan implementasinya akan terus mengalir untuk Indonesia. Sebab fakta mengajarkan pada kita bahwa orang-orang hebat di dunia ini IQ-nya memang rata-rata tinggi. Dengan demikian Prabowo harus bisa mengambil inspirasi dari mereka untuk membangun bangsa ini agar lebih maju dan bisa memberi kemakmuran pada rakyatnya, terlepas nanti ia terpilih atau tidak sebagai presiden. Sebab membangun bangsa dan berperan di dalamnya tidak hanya bisa dilakukan oleh seorang presiden, tapi oleh siapapun dengan kadar kemampuannya termasuk Prabowo Subianto.
Fahri Hamzah kemudian membandingkan IQ rata-rata orang di dunia yang menurutnya secara umum rata-rata 91 sampai 111. "Sudah dianggap luar biasa 120 sampai 130, bayangkan kalau 152, itu kategori pemimpin jenius," ujarnya.
Sebelum menulis artikel ini, saya berusaha mencari berita serupa di media online lainnya, tapi saya belum menemukannya. Makanya di awal tulisan ini saya menyatakan tentang kebenaran kabar ini kira-kira bisa dipertanggung jawabkan atau tidak dengan penekanan kalimat ‘jika kabar ini benar’ secara dua kali. Bagi sahabat Kompasianer yang tahu sumber lainnya mungkin bisa menambahkan agar jelas kebenarannya.
Jika pun benar IQ Prabowo 152 hendaknya hal ini juga jangan dijadikan sebagai bahan atau alat untuk berlaku takabur dan merendahkan lainnya. Sudah saatnya mereka para tim sukses masing-masing Capres untuk lebih elegan dalam mengkampanyekan Capresnya masing-masing. Kita sebagai penonton dan calon pemilih pun hendaknya tidak larut dengan segala macam kampanye hitam yang muncul yang bisa mengakibatkan kita terjebak pada kamuflase dukungan semu.
Senin, 02 Juni 2014
