Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jika Banjir Datang, Khawatir Trauma pada Ular Muncul Kembali

9 Februari 2021   22:08 Diperbarui: 10 Februari 2021   09:31 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir yang menggenangi kabupaten Hulu Sungai Utara Januari 2021 | Dokpri

Bagaimana tidak. Mereka masih kecil-kecil dan kurang mengerti tentang bahaya main air, walaupun hampir semuanya sudah pada bisa berenang. Namun sebagai seorang ibu, tetap saja khawatir.

Belum lagi kekhawatiran bakal ada beberapa jenis binatang yang masuk ke dalam rumah untuk berlindung, terlebih lagi ular. Kekhawatiran itu terus saja bergelayut dalam pikiran. Apalagi membayangkan saat tidur, tiba-tiba muncul ular? Duh, seakan tak bisa lagi membayangkan harus bertindak apa.

Malam pertama dalam kondisi banjir, tentunya tak bisa menikmati makan dengan tenang begitu pula tidur nyenyak. Sebentar mata ini terjaga, dan pandangan menyapu seluruh bagian dinding ruangan. Takut adanya ular.

Selasa pagi, 19 Januari 2021. Aktivitas rumah tetap saya lakukan. Sambil pula merapikan barang-barang yang harus diletakkan di atas lemari. Sesekali pula mencek kondisi permukaan air yang menggenangi jalan raya.

Sekira pukul 10.15 WITA, saya sedang asik membersihkan sampah-sampah tanaman yang masuk ke dalam rumah. Terdengar suara desisan lirih dibagian dinding rumah. Segera mata saya menyisir ke tiap bagian dinding rumah untuk mencari sumber suara.

Tak kepalang betapa terperanjatnya saya. Ternyata saya sudah berhadapan dengan ular yang selama ini saya takuti. Besar badannya sekitar 3 cm dengan posisi membelakangi saya. Reflek kaki saya mundur dan pikiran saya langsung teringat dengan sebuah tombak yang terletak di sela dinding dapur. Saya segera lari mengambil tombak dan parang.

Begitu saya kembali ke ruang tengah, ular masih ada. Walaupun sebenarnya saya sangat takut, tapi mau bagaimana lagi, harus berani menghadapi ular dan membunuhnya demi keselamatan diri.

Dengan diiringi doa, segera saya mendekati dan menancapkan mata tombak. Tepat. Mata tombak bersarang di bagian tengah badan ular. Darah muncrat begitu deras. Dengan memegang tombak di sebelah kiri, segera saya ayunkan parang untuk memotong badan ular tersebut. Akhirnya tepat terpotong pula.

Setelah memastikan ular sudah mati. Baru saya angkat dan lempar sejauh-jauhnya. Badan saya gemetar setelah itu. Rasa tak percaya pada apa yang telah dilakukan. Keberanian muncul setelah melalui puncak ketakutan. Saya menghela nafas, seraya berucap syukur pada Tuhan.

Kejadian itu tidak saya ceritakan ke anak-anak lewat pesan WA keluarga. Saya hanya menanyakan kabar mereka dan memberitahu bahwa saya juga baik-baik saja.

Namun saya tetap menasihati mereka supaya berhati-hati berjalan dalam genangan air. Takutnya akan menginjak siput-siput kecil, atau juga beling yang bisa saja ada akibat terbawa arus banjir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun