Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebagian Kata adalah Uang Asli, Sisanya Palsu

18 Januari 2021   18:53 Diperbarui: 18 Januari 2021   19:34 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak berlebihan saya rasa ketika memberi nama artikel ini dengan judul, "Sebagian Kata Uang Asli, Sisanya Palsu."

Mengapa demikian? Kita pasti mengetahui bahwa asli lawannya palsu. Uang asli menandakan berharga sementara uang palsu selain tidak berharga malahan dianggap pelanggaran hukum bagi pengguna dan pengedarnya. Hanya uang palsu pada monopoli yang berharga.

Dalam permainan ini, seolah pemain menjadi orang yang berlomba untuk menjadi kaya raya. Salahnya hanya dengan uang palsu. Coba saja jika kayanya kaya betulan dan uangnya uang asli.

Seperti lelaki tua yang dianggap tidak bernilai ketika menyibukkan diri dengan permainan. Meskipun mungkin berumur ribuan tahun, ia tetap tidak dewasa dan kekanak-kanakan.

Sementara ketika anak kecil tidak lagi bermain-main maka ia adalah orang tua. Karenanya umur tidak lagi menjadi ukuran.

Mengapa statemen di atas saya ketengahkan? Permainan bagaimana pun bentuknya adalah sebuah kepalsuan. Silakan cari contoh yang relevan. Sepertinya hampir tidak ada contoh yang tidak relevan.

Permainan memang mengumbar mimpi. Seperti pada permainan monopoli tadi. Baik dimainkan oleh bapak-bapak, ibu-ibu, atau remaja dan anak-anak sekalipun.

Dalam permainan ada kepalsuan, dalam menyampaikan kata pun sama. Ada yang palsu (tidak benar informasinya) dan ada yang benar (sesuai dengan kenyataan yang ada). Benar yang dimaksud adalah dalam nyata dan bohongnya, bukan pada tataran benar salah sebuah penilaian atas perbuatan sesuai norma.

Ketika informasi benar disampaikan dalam berita dengan menggunakan kumpulan kata, maka informasi tersebut menjadi sangat berharga layaknya uang.

Biar pun uang tersebut uang recehan akan tetap berharga dibanding lembaran kertas biasa. Apalagi kertas bekas bungkus nasi. Pasti akan segera masuk bak sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun