Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Januari yang Terlahir Kembali

1 Januari 2021   08:47 Diperbarui: 1 Januari 2021   10:18 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: pixabay.com

Di Januari yang terlahir kembali, arsiran waktu telah dimulai, hadirkan remah-remah warna baru. Perjalanan kembali dimulai. Layar bersiap labuh mengarungi samudera kehidupan. Menantang ombak ujian garang menghadang.

Di Januari yang terlahir kembali, ada banyak luapan rasa yang ingin dititipkan pada purnama setia menggamit mimpi. Salam hangat disampaikan pada taburan bintang penghias langit.

Di Januari yang terlahir kembali, ingin membungkus luka mengganti senyum yang tersaji di meja canda tawa. Menukar lara dalam wadah perenungan, karena kita sering lupa pada larik-larik do'a yang harus dilantunkan di himpunan angka-angka.

Di Januari yang terlahir sudah, pecahkan iri dengki dalam air kesadaran diri. Tancapkan kelapangan hati pada tonggak jati diri, karena kita sering terbius pada topeng-topeng penari lincah di atas panggung keburukan.

Songsong mentari pagi pada Januari yang terlahir kembali, di hari Jum'at. Penuh rahmat. Luruskan niat. Do'a hangat terus terpanjat.

(Sungai Limas, 1 Januari 2021)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun