Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Menjelang Luruhnya Embun

25 Desember 2020   22:51 Diperbarui: 25 Desember 2020   23:49 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secangkir teh hangat telah kunikmati bersama embun
Perlahan mengalir menyusuri rongga tenggorokan
Kuhirup pelan udara pagi bercampur wangi melati
Wangi mawar perlahan datang cemburu
Coba merayu embun untuk segera luruh dari mahkotanya
Embun tertunduk resah

Kuhirup wangi mawar namun melati bergegas pergi
Ada apa gerangan?
Dingin angin singgah ke helai demi helai pikiranku
Mengapa melati terus saja merimbun dalam pikiran
Hingga hatiku penuh lumut gelisah

Sisa teh sudah dingin
Mataku masih nanar memandang embun yang ragu
Kusapa embun dan kubisikkan kata-kata nasehat
"Engkau harus tabah, sudah takdirmu dari Tuhan."
"Lantas apa yang harus kulakukan?"
"Hidup adalah pilihan. Hadapi kenyataan dengan sabar dan berserah diri pada Tuhan."

Embun mengangguk tanda paham
Sekali lagi kehirup pelan udara pagi beraroma mawar
Sedangkan teh sudah hampir habis
Tapi wangi melati tak pula kunjung kembali
Harap dan cemas datang bertamu di bilik hatiku
Semoga engkau di sana baik baik saja

Kutatap lagi embun yang bersiap luruh
Sekali lagi kunasehati
"Jangan pernah kau sesali hidup. Gunakan hidup hanya untuk kebaikan. Hadapi hidup dengan sabar dan do'a pada Tuhan."
Embun pun mengangguk pelan
Percakapan kami terhenti, berakhir luruhnya embun ke bumi

Teh hangat telah habis
Syukur terpanjat menyambut senyum mentari
Hati berkarat terasa bersih
Terbasuh larut dengan memuji Tuhan

(Sungai Limas, 25 Desember 2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun