Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pernahkah Kau?

31 Januari 2020   08:02 Diperbarui: 31 Januari 2020   08:05 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Hipwee | 5 Tips ini Untuk Kalian yang Ingin Mudah Menulis

Pernahkah Kau?

Pernahkah kau ingat tentang meja dan kursi yang aku susun dahulu? Meja sejatinya lebih tinggi dari kursi. Hanya siku dan dagu yang sering menempel di sana. Tidak dengan kursi. Ditempeli oleh barang yang disukai dan dibenci.

Pernahkah kau lihat bagaimana kursi diperebutkan? Apa pun dikorbankan. Setelah dapat, adakah ketenangan? Air di daun talas lebih tenang. Telur diujung tanduk menanti saat-saat kejatuhan. Apa yang lebih lama dipertahankan?

Pernahkah kau lihat sebuah perjuangan dilaksanakan? Darah, air mata, keringat mengalir ke mana-mana. Tak cukup dengan semua itu saja.

Atau pernahkah kau rasakan sebuah cinta dipertahankan? Adakah setetes kenikmatan ketika hujan petir bersautan?

Berbicara tentang pernah dan tidak, hanya meninggalkan kenangan. Kadang membekas, kadang lenyap tak berbekas.

Seperti meja dan kursi. Seperti perjuangan. Seperti jatuhnya air hujan. Hanyalah cerita siang. Ketika malam semuanya akan hilang bersama mimpi yang terbang.

(Sungai Limas, 31 Januari 2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun