Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Prosais | Sekuntum Bunga

15 Februari 2019   06:40 Diperbarui: 15 Februari 2019   06:49 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Ekriyani

Aku bukanlah sekuntum bunga. Kau petik lalu terselip di telinga. Selfi di depan kamera. Begaya seperti artis ternama. Lalu, kau sebar ke mana-mana. Hingga dengan cemas kau tunggu komentar pujian. Tentang idahnya bunga terselip di telinga.

Aku bukanlah sekuntum bunga. Bersolek indah hanya untuk menggoda. Berucap manis menimbulkan rindu membara. Hingga malam tiba, dalam mimpi ajak bercanda.

Aku bukanlah sekuntum bunga. Pagi mekar tebarkan warna warni cahaya berbinar. Mengusik pandangan pejalan kaki di pinggir taman. Terpaksa memetik, meskipun mekarku belum sempurna. Tanpa ijin pemelihara taman pula.

Aku hanyalah sekuntum bunga. Memiliki sejuta cinta. Memiliki seribu rindu. Semua kupersembahkan untukmu. Dalam napasku saat terjaga. Dalam mimpiku saat terlena.

Sungai Limas, 15 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun