Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja di Suatu Muara

10 Januari 2019   18:58 Diperbarui: 10 Januari 2019   19:01 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebentar lagi surya segera pergi 
Hilang lenyap perlahan pasti 
Menuntun arakan awan ke arah muara 
Berbaris padu perlahan jua 

Disana kutatap lekat pada riaknya 
Gelombang air kecil berkejaran menerpa kakinya 
Ikan -ikan menari dengan riangnya 
Hingga desir halus angis senja menerpa jilbabnya 

Matanya berkaca memandang kesana
Pada horizon keperakkan pengantar senja
Ah, andai saja dapat kuulangi segalanya
Sesayup bisik lirihnya menggetarkan sukma

Senja ini adalah terakhir di muara
Setelah ini takkan lagi pernah bersua
Pada dia yang leka bersama egonya
Terhanyut bersama segala keangkuhannya

Perih hidup dalam kejaran fitnah
Meluluhlantakkan jiwanya hingga terkulai pasrah
Coba bertahan sabar dari segala amarah
Belajar membuka maaf demi sebuah amanah

Setiap senja ia habiskan di muara
Berteman nyanyi sunyi angin di sana
Coba menghapus segala nestapa
Menghimpit pedih jiwa raganya

Buntalan pakaian itu setia menemani
setiap langkah hari-harinya kini
Coba bertahan dalam nyanyi sunyi
Berbalutkan asa tiada henti

Langkah terseok menyusuri jalan sepi
Kerikil tajam tiada dihiraukan sama sekali
Biarkan senja mengantarkan dia pergi
Pulang jauh takkan pernah kembali

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun