Mohon tunggu...
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto Mohon Tunggu... Human Resources - Timor Tengah Selatan

Alumnus STKIP SoE angkatan 2014 jurusan Pendidikan Fisika dan saat ini sedang menempuh studi pascasarjana di Universitas Pendidikan Indonesia sejak tahun 2020. Menyukai banyak hal; sains, musik, sepak bola, seni, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Warteg dan Mubazirnya Es Teh Manis yang Tidak Manis

26 September 2020   23:52 Diperbarui: 26 September 2020   23:59 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi es teh manis di warteg (dokpri)

Warung Tegal atau yang dikenal dengan akronim warteg merupakan salah satu jenis usaha gastronomi yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau.

Bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, warteg merupakan pilihan yang tepat dan bersahabat dengan isi kantong. Walaupun dengan harga yang terbilang murah dan terjangkau, makanan di warteg tidak kalah nikmatnya.

Ketika makan di warteg, salah satu minuman favorit sebagian besar orang adalah  es teh manis. Minuman dingin nan manis ini menjadi salah satu pilihan tepat jika sedang gerah dan kepanasan.

Soal es teh manis, tentu saja minuman tersebut terbuat dengan komposisi es, teh, gula, dan air. Namun saat menikmati es teh manis, pernahkah kita mengamati dengan seksama minuman tersebut? Sepertinya ada sesuatu yang menggelitik perasaan penikmatnya. Ya, kemubaziran di dalam gelas es teh manis itu.

Kemubaziran yang dimaksud adalah sisa gula yang tersisa dan tidak larut sempurna di dalam minuman itu. Hal ini menjadi masalah bagi konsumen.

Akibat gula yang tidak larut itu menyebabkan es teh yang seharusnya manis menjadi tetap terasa tawar; usaha mengaduk dengan harapan gula tersebut bisa larut dan membuat es teh manis menjadi sia-sia dan menimbulkan rasa kesal.

Gula yang mengendap dan tidak larut itu akibat kesalahan pelayan warteg dalam proses penyajiannya. Gula yang seharusnya dilarutkan dengan air panas justru dituangkan teh dingin dan ditambahkan es.

Walaupun terlihat sepele, kesalahan ini jelas merugikan konsumen. Selain itu, kesalahan ini pun pada akhirnya berujung pada ketidakpuasan konsumen.

Sedikit berhitung tentang hal ini. Harga 1 kg gula pasir di pasaran kurang lebih Rp 12.000. 1 sendok makan (1 sdm) gula pasir setara dengan 15 gram. Hal ini berarti 1 sdm gula pasir harganya Rp 180.

Jika gula yang mengendap dalam satu gelas teh manis kurang lebih 1 sdm maka setiap konsumen merugi Rp 180; untuk satu gelas teh manis. Jika kita asumsikan dalam sehari satu warteg rata-rata menjual 25 gelas es teh manis maka total kerugian semua konsumen adalah 25 x Rp 180; = Rp. 4.500.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun