Mohon tunggu...
Eko Triyanto
Eko Triyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Sejarah

Penjaga akun twitter @ekosangpencerah, bercita-cita punya perpustakaan buku-buku lawas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Juanda, Penggagas Penyatuan Kedaulatan Bangsa

15 Desember 2019   11:13 Diperbarui: 15 Desember 2019   11:22 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Namanya diabadikan sebagai nama Bandar di Surabaya, serta nama hutan di Bandung. Lulusan dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang  Institut Teknologi Bandung, Ir Juanda sebetulnya sempat ditawari untuk menjadi asisten dosen dengan gaji lumayan. Namun ia lebih memilih mengabdikan diri di Sekolah Muhammadiyah. Dalam pengakuannya, Juanda ingat pesan sang ayah, agar ia mengenal Muhammadiyah. Tetapi kenyataannya, Ir Juanda bukan hanya mengenal, tetapi ikut aktif di Muhammadiyah bahkan menjadi direktur Sekolah Muhammadiyah.

Selama memimpin sekolah, Juanda dikenal sebagai sosok yang kalem tetapi disegani. Ia berhasil membawa sekolah Muhammadiyah memiliki kualitas sejajar dengan sekolah Belanda. Barangkali, dari pengalaman inilah di kemudian hari ia mampu tampil menjadi salah satu tokoh dan pemimpin bangsa yang berkontribusi besar dalam menjaga kedaulatan bangsa.

Posisi di pemerintahan, pernah menjadi perdana menteri ke-10, dalam rentang tahun 1957-1959, pernah pula menjadi menteri keuangan, menteri pertahanan, menteri perhubungan dan pernah pula menjadi menteri pekerjaan umum. Bahkan ketika Mohammad Hatta mundur dari jabatan wakil presiden, Juanda menjadi orang kepercayaan Soekarno. 

Namun dari sekian peran yang dilakukan priyayi Sunda itu, yang paling dikenal barangkali adalah Deklarasi Djoeanda pada 1957. Inti dari deklarasi tersebut, laut yang berada di sekitar, di antara dan dalam kepulauan Indonesia merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Deklarasi ini di kemudian hari menjadi acuan dalam pembentukan hukum laut internasional. PBB menetapkan hukum laut internasional pada 1982, ketika Menteri Luar Negeri Indonesia dijabat Moechtar Koesoemaatmadja. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun