Pantai Tanjung Kait di Mauk Tangerang mungkin kalah populer dengan Pantai Tanjung Pasir di Teluknaga Tangerang untuk tujuan wisata keluarga. Namun untuk tujuan bersepeda, Pantai Tanjung Kait jauh lebih menarik untuk dijajagi, selain lokasi yang lebih terpencil, lebih sepi, jarak yang pas untuk endurance dan yang paling penting lebih banyak pilihan rute offroad. Di samping itu di Tanjung Kait juga banyak tempat-tempat menarik untuk dikunjungi selain pantai itu sendiri, seperti Vihara Tjoa Soe Kong yang konon merupakan vihara tertua di kawasan Banten. Situgadung Km 8 Dari Cordoba BSD kami menuju Sampora , kemudian berkelak-kelok melewati jalan setapak di perkampungan, kebon dan sawah dengan melewati Cicalengka, Cijantra menuju ke Bojongnangka.Dari Bojongnangka masih memyusuri jalan setapak dan jalan kampung untuk menuju Desa Binong dan dilanjutkan dengan memyusuri jalur pipa gas hingga sampai di Kawasan Industri Bunder. Pintu air desa Gintung Sukadiri Di sini kami menyeberang jalan tol Merak melalui jembatan yang menghubungkan Kawasan Industri Bunder dengan kawasan Sukamantri. Kami terus menyusur jalan perkampungan yang terselip di sela-sela kawasan industri. Perjalanan terus berlanjut melalui Sukasari, dan menyusur tepian saluran irigasi di Sukadiri hingga akhirnya sampai di pantai Karang Serang yang dipenuhi pohon kelapa nan rindang. Di sini kami mengisi perut dengan menu kakap bakar di tempat makan berupa panggung yang menjorok ke pantai. Karang Serang, kampung pantai yg teduh istirahat di Karang Serang KM 58 Usai makan siang kami menuju Tanjung Kait yang hanya 3 km dari Karang Serang. Selain pantai Tanjung Kait, kami mengunjungi Vihara Tjoa Soe Kong dan petilasan Kramat Dewi Neng. Setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalan pulang melalui desa Tanjung Anom kemudian menuju Sepatan dan Tangerang Kota untuk shalat Ashar di masjid agung Al Ittihad sebelum sebelum akhirnya menuntaskan perjalanan ke Serpong dengan total jarak 110 km dari pukul 07.00 dan finish 17.30 Vihara Tjoe Soe Kong- Tanjung Kait
