"Jadi tema alam dan budaya atau nature and culture itulah kita angkat disini dan diharapkan budaya masing-masing negara juga bisa memperkuat konservasi alam secara global." Imbau Darhamsyah
Dihadapan peserta, Kapus P3E Suma berharap, "Peserta International culture Festival bisa saling menjalin kerjasama dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Di dunia ini banyak sekali species endemik. Ada gajah, Harimau dari Sumatera, di  Sulawesi ada Anoa, ada burung Rangkong, ada Maleo. Di Papua burung Cendrawasih dan sebagainya itu bukan hanya milik indonesia tetapi juga milik dunia, jadi dengan International culture Festival ini kita tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia concern untuk menjaga itu dengan kearifan budayanya."
"Kegiatan International culture Festival ini tidak hanya menghadirkan dua belas negara, tetapi juga media partner, kami juga sebagai pegiat lingkungan yang concern di bidang konservasi mengapresiasi kegiatan ini. Disini saya melihat ending pembahasannya  kegiatan itu keseimbangan alam  dengan mengedepankan culture atau budaya. Karena tidak jarang kerusakan alam di lingkugan itu bermula dari terdegradasinya sebuah budaya, upaya-upaya seperti ini tidak hanya pameran, tetapi seperti apa upaya-upaya konservasi yang telah dilakukan Indonesia khususnya Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi Maluku berserta mitra-mitranya. Sinergi untuk negeri." Tukas Yusran.
Sebagai media partner, Lembaga Pers Mahasiswa UNM, Smart 107,1 FM, Penerbit Kampus Identitas Unhas, Kalla Property, P3E Suma-KLHK, PT. Phinisi Utami Logistik, Tekomsel dan Briton turut meramaikan event yang didominasi anak muda ini.