Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar hidup

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahasa Burung

20 September 2021   21:59 Diperbarui: 25 Oktober 2021   19:50 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            "Abu," Sang Sultan memulai. "Orang-orang bilang bahwa kamu satu-satunya orang di negeri ini yang memiliki kemampuan untuk menerjemahkan bahasa burung."

"Tidak, Baginda. Itu suatu kebohongan!"

            "Oh, Ayo lah, Abu. Cobalah terjemahkan kicauan burung ini untukku."

Para menteri tampak tersenyum Abu Nawas menjadi tertunduk sedih. Mereka pikir mereka akan memenangkan permainan ini karena sebentar lagi mereka akan menyaksikan wajah Abu yang merah. 

Setelah sejenak senyap, akhirnya Abu mengangguk pelan dan berkata, "Semua benar, Baginda. Saya akan mencoba yang terbaik yang saya mampu."

            "Begitu kan keren. Kerjakan!"

            "Tak lama kemudian, burung itu berkicau dengan riang.

            "Apa yang ia katakan dalam nyanyiannya, Abu?"

            "Ia mengatakan selamat pagi," ujar Abu.

            Sang Sultan dan para menteri tertawa cekikikan. Burung itu bernyanyi lagi. Lama waktu kicauan itu selama satu menit.

            "Apa yang ia katakan dalam lama waktu nyanyian itu?" tanya Sang Sultan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun