Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar hidup

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dinding-Dinding Gaib: Sebuah Renungan Belajar Bahasa Inggris

11 Juli 2021   17:22 Diperbarui: 11 Juli 2021   17:30 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Ingatan-ingatan tersebut hilir mudik di kepala saya manakala Mr. Mahfud sedikit memuji peningkatan speaking saya secara tata bahasa yang benar. Ingatan itu, apabila saya gambarkan sedikit berwarna remang.

Sekonyong-konyong sebuah pesan singkat dari seorang kawan yang merupakan ketua Serikat Buruh masuk. Ia meminta saya membantunya menjawab pekerjaan rumah anaknya yang tengah kalas 5 SD. Ya, PR Bahasa Inggris.

Saya tidak tahu alasan beliau memilih saya dari banyaknya sanak keluarga, kawannya. Saya tidak bertanya lebih jauh tentang hal itu.

Saya mulai melihat soal, membacanya dengan teliti. Saya melongo. "Inikah soalnya yang harus dijawab oleh anak kelas 5 SD? Soal yang mengharuskan seorang anak yang masih dalam taraf bermain untuk menganalisis tabel keberangkatan pesawat, mencari subjek (pelaku), kata kerja, kata sifat dalam artikel yang menceritakan tentang hasil penelitian kualitas sungai di negara dunia ketiga dan negara adidaya, serta melakukan analisis main clause dan sub clause dalam artikel, menemukan kata ganti yang merujuk maksud sebuah kata, mencari judul yang tepat bagi suatu artikel, dll?"

Saya tidak percaya. Tertegun. Saya memberitahu kawan baik saya tersebut bahwa ini merupakan jenis soal yang bahkan belum tentu seorang mahasiswa bisa untuk menjawabnya! Ini adalah materi soal yang baru saja saya pelajari satu minggu lalu pada kelas grammar di Pare. Saya tertegun. Saya baru saja lulus kuliah.

Mungkin apabila saya masih tidak merasa butuh untuk belajar bahasa Inggris guna mengakses literatur dunia, saya tidak akan pernah tahu susunan gramatikal suatu kalimat. Dan lebih parah lagi, saya tidak dapat membantu kawan yang telah baik kepada saya, meskipun saya telah lulus kuliah!

Siang bolong minggu kedua bulan Juli. Di luar caf cuaca terik. Saya melirik Mr. Mahfud. Saya ingin bertanya, tapi kata-kata saya tertahan di kerongkongan. Dada saya berat. Pikiran saya kembara, "Kenapa kesalahan pendidikan bahasa inggris di sekolah tetap dibiarkan? Apakah dalam hati kecil kita benar-benar menghendaki model sekolah yang dibangun dari dinding-dinding gaib yang sangat membosankan itu?!"

Tulungrejo Pare, 11 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun