Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar hidup

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Banaspati di Bulan Suci

14 April 2021   04:35 Diperbarui: 14 April 2021   04:44 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukan begitu nak. Puasa itu jangan karena pamrih. Toh sesakti-saktinya kita puasa, Mbah Sastro masih takut sama Banaspati. Mbah Sastro toh enggak diam di rumah seperti yang dia bilang malah dia ke Balai Desa buru-buru bikin Perdes Minerba. Ah sudahlah kamu masih anak-anak belum paham politik. Kelak kamu juga tahu nak."

"Berarti aku tidak bisa ngalahin Banaspati ya Pak?"

"Iya nak. Sebab puasa itu cara latihan kita dan mbah-mbah kita biar jadi orang yang bertaqwa. Taqwa artinya kita eling lan waspodo, kita sadar sangkan dan paraning dumadi. Jangan merugikan orang lain, jangan nyakitin orang lain, jangan menindas orang lain."

"Lha Banaspati ini siapa yang bisa ngalahin Pak? Sumuk banget. Sampai kringetan begini. Sampai kapan Banaspati ini ada Pak? Nanti kalau bulan suci bakal hilang sendiri kan Pak? Kata Pak Yai' setan bakal dikurung di neraka saat kita puasa"

"Ah kata siapa nak. Bapak juga enggak tahu sampai kapan, sampai lebaran tahun ini, atau Ramadhan tahun depan, atau tahun depannya lagi, atau sampai kamu jadi Lurah Karang Kadempel."

"Waduh lama dong pak"

"Lha saking kuatirnya potensi merusak Banaspati itu Pak Carik usul mau naikin iuran BPJS. Padahal kalau kita tahu puasa betul-betul, Banaspati itu bisa kita tiup sama-sama. Puasa dari bikin orang marah, puasa berbohong, puasa berkhianat, puasa dari bermalas-malas. Yang penting kamu harus naik kelas jangan lagi puasa setengah hari seperti tahun kemarin, sekaang coba puasa penuh. Sepenuh hati."

Antara percaya dan tidak percaya, karena memang tak ada di koran, cerita tentang Banaspati yang sliwar-sliwer di bulan suci itu sudah tak lagi dibicarakan. Entah karena memang zaman sudah canggih, tidak ilmiah, atau karena memang orang-orang sudah lupa dengan sendirinya, atau memang mereka takut sebab diam-diam ada yang menyuruh untuk tidak menyinggung-nyinggung lagi.

Usut punya usut, hasil riset sukarela Persatuan Dukun Bayi Karang Kadempel menyimpulkan bahwa meskipun Ramadhan pada tahun 2020 tercatat pada Jumat Kliwon, Banaspati itu masih dibiarin adanya. Biar rame katanya. Apa pada Bulan Suci 2021 yang tepat pada Selasa Wage Banaspati tahun kemarin sudah mati atau malah sudah membelah diri? Wallahu a'lam.

            

Eko Nurwahyudin, alumni Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun