Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar hidup

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Semesta Jawa yang Terlipat

2 September 2020   14:39 Diperbarui: 2 September 2020   14:33 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Eko Nurwahyudin

Semesta Jawa Yang Terlipat

Judul             : Dunia Mistik Orang Jawa

Penulis          : Capt. R.P. Suyono

Penerbit        : LKiS

Cetakan        : Ketiga, Maret 2009

Tebal             : vii + 280 halaman

ISBN            : 979-97853-6-7

Keunikan semesta atau alam raya ialah berumur lebih lama daripada manusia. Sebagai mahluk yang diberkahi kemampuan berfikir, manusia dengan keterbatasan usianya, kerap melakukan pencarian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ganjil yang muncrat, berserakan di semestanya. Uniknya, jawaban-jawaban sesaat dari permenungan kesemestaan itulah yang belakangan diterima menjadi pengetahuan umum atau common sense suatu masyarakat bahkan menjadi kepercayaan di suatu wilayah. Hasil permenungan tersebut dalam disiplin ilmu antropologi kemudian dikenal seperti, konsep ketuhanan, sistem religi, sistem budaya, sistem sosial.

Pendek kata, keunikan alam raya telah ikut serta mempengaruhi keunikan alam pikiran manusia. Artinya, alam pikiran tidak dapat dihancurkan selama alam semesta tidak hancur. Adapun cara untuk menjaga umur alam pikiran awet yakni dengan mewarisi satu generasi ke generasi melalui tradisi yang berkelanjutan, sejarah lisan dan sejarah tertulis.

Dengan mengetahui alam pikiran manusia yang hidup di suatu wilayah geografis, medan politik, sosial, budaya atau disebut masyarakat inilah pembaca dapat menyesuaikan perilakunya ketika singgah di suatu wilayah -- seperti peribahasa dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Buku karya Capt. R.P. Suyono yang berjudul Dunia Mistik Orang Jawa merupakan rekaman yang sangat apik mengulas alam pikiran manusia Jawa. Sebelum Suyono, semesta Jawa dipotret oleh seorang Javanolog Belanda bernama Van Hien pada sekitar 1920-an.

Suyono membagi semesta Jawa dalam enambelas Bab diantaranya tentang sejarah masyarakat Jawa, pembagian masyarakat jawa dan keunikan beberapa agama dan keyakinan yang dianutnya, konsep tentang ketuhanan, upacara ritual, benda ritual, roh-roh, konsep perjalanan manusia setelah mati. Pembacaan yang cermat terhadap buku ini, tidak akan membuat pembaca merasakan sensasi bosan seperti di museum tua atau di pasar loak atau di toko barang antik. Pembacaan yang cermat justru dapat menimbulkan pemahaman khazanah mistik Jawa, perkembangannya dan pergolakan politik di dalamnya.

Adapun salah satu bagian menarik dalam buku ini adalah ulasan tentang berbagai macam roh. Orang Jawa pada tahun 1930, mengenal 93 nama roh alam. (halaman 84). Dari 93 nama roh, 40 roh yang dikenalkan dalam buku ini memiliki sifat dan peran yang tidak semata-mata jahat, laknat, terkutuk dan mencelakai manusia.

Sebagai contoh, Roh Dadung Dawus yang menjadi pelindung kelompok rusa. Roh ini menampakkan diri dalam bentuk rusa, dan menggiring pemburu kea rah yang menjauh dari kelompok rusa yang sesungguhnya (halaman 85). Namun ada juga memedhi yang sifatnya mengganggu dan menimbulkan penyakit, namun tidak berdampak pada manusia seperti, Si Sato yang berwujud sebagai binatang berkaki empat, dapat masuk ke dalam tubuh ternak, kuda dan binatang-binatang yang dipelihara di rumah yang menyebabkan perut mereka menjadi kembung (halaman 93).  Atau memedi seperti Dinkel dan Tetelo yang hanya menyerang ungas terkhusus ayam.

Pun, ada memedi yang justru menjadi pelidung manusia seperti Kanun yang berbentuk raksaksa yang berdiam di udara dan memakan tiap hari 40 memedi. Bilamana orang jawa sedang berjalan di jalanan yang sepi maka dipanggilnya Si Kanun untuk melahap memedi-memedi lainnya yang mungkin membahayakan orang itu (halaman 94).

Selain roh-roh alam, Suyono juga mengulas beberapa hantu-hantu yang meskipun membahayakan manusia, justru mengandung pesan moral bagi kebaikan manusia itu sendiri. Contohnya, Ngalu dan Kasasar yang merupakan roh-roh manusia yang bunuh diri, korban kematian yang mendadak, dan semasa hidupnya jahat atau mengumbar nafsu serta mengejar kenikmatan. Setelah kematiannya, mereka tidak dapat mengumbar nafsu dan memburu kenikmatan, kecuali melalui perantara manusia. Roh ini akan mendorong orang yang dirasuki mengumbar nafsu yang telah mencelakakan badan roh sewaktu hidupnya. Perbuatan dari orang yang kerasukan ini pada akhirnya akan mencelakakan mereka. Meskipun demikian, orang yang hidupnya bersih dan baik tidak akan mampu diusik oleh jenis hantu ini (halaman 116).

Tak lupa Suyono, mengulas roh-roh yang masih dikenal masyarakat Jawa hingga kini seperti Baureksa atau Dhanyang, Kaki Among dan Nini Among, dll. Suyono juga mengulas mahuk halus kuno yang sangat asing dikenal sekarang seperti Candra Birawa atau hantu perang yang digunakan para raja.

Dengan membuka dan membaca kembali semesta mistik jawa seperti petungan, ritual, benda-benda ritual, terkhusus juga berbagai macam roh yang diantaranya telah terlipat zaman sebab perkembangan teknologi pun telah dikerdilkan oleh berbagai macam film horror komersil, tidak akan menjadikan pembaca bertahayul atau bahkan musyrik. Pembacaan yang cermat dan kritis, justru akan membuat pembaca semakin arif dalam laku hablum minallah, hablum minannas, hablum minal alam.

Yogyakarta, 25 Agustus 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun