Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar hidup

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Krisis Media dan Media Kooperasi

20 Juli 2020   10:44 Diperbarui: 20 Juli 2020   10:46 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Resensi Buku Dave Boyle : Media Kooperasi dan Kooperasi Media)

Buku ini menjelaskan keadaan krisis media dan tawaran solusi jitu dari krisis media. Latar tempat permasalahan terjadi di Inggris dengan kasus banyaknya media-media lokal yang menglami kegagalan. Krisis keuangan media, krisis nilai pemberitaan, krisis kepercayaan public, dan tantangan internet menjadi faktor komplek.

Media lokal yang dimiliki perseorangan bertujuan meningkatan profit pendapatan. Adapun kelemahan model kepemilikan perseorangan yakni rentan dalam hal pengelolaan keuangan. 

Sumber pendanaan utamanya model ini dari sponsor dan iklan pemerintah daerah. Resesi ekonomi negara menjadi masalah terberat yang harus dihadapi pemilik media lokal karena sumber pendanaan utama akan dicabut guna menambali masalah ekonomi kedaerahan.

Pemilik media lokal dihadapkan pada pilihan berusaha mati-matian mempertahankan atau menjual saham media kepada para korporasi modal. Jika pemilik berusaha mati-matian mempertahankan media lokalnya, pemilik media harus mempunyai tawara muatan berita yang bisa membuat penyokong dana tetap mengucurkan pendanaan. 

Mau tidak mau berita-berita yang dimuat dibuat atas kemauan penyokong dana seperti pemberitaan sisi-sisi positif pemerintah , membuat pengangkatan isu tidak penting yang dikemas sensasional maupun muatan berita yang seragam dan bisa didapat pada media-media lain. 

Nilai berita hanya berorientasi pada keinginan kelompok kepentingan bukan pada kebutuhan pembaca dan berpatokan pada kalkulasi untung-rugi. 

Para jurnalis pun menjadi pribadi yang terbelah. Memilih mengikuti permainan sebab himpitan kebutuhan atau keluar dari media, Ilmu --ilmu yang para jurnalis dapakan terbentur dengan yang para jurnalis harapkan. Model kepemilikan perseorangan mengarah pada relasi vertical (penyokong dana (pemerintah)-pemilik media, pemilik-karyawan). 

Pada akhirnya media lokal mati perlahan sebab kehilangan kepercayaan pembaca. Tantangan lain yang tak kalah berat memukul mati media lokal adalah Internet. Para sponsor swasta lebih tertarik menggunakan media maya untuk memasarkan produknya sendiri dengan biaya minim.

Berdasarkan data sebanyak 31 koran regional tutup pada 2011 dan Enders Analysis menyebutkan bahwa setidaknya setengah dari koran lokal dan regional di Inggris akan di tutup dalam lima tahun mendatang (halaman 17).

Penyelesaian problema media lokal maupun regional harus dimlai dari bawah ke atas. Gagasan membuat media kooperasi dan kooperasi media menjadi solusi jitu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun