Mohon tunggu...
Eko Adji Nugroho
Eko Adji Nugroho Mohon Tunggu... -

Koleris

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masyarakat Yang Mulai 'Genit' Hukum

25 Oktober 2010   17:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat tayangan talkshow yang ditayangkan talkshow disalah satu stasiun televisi swasta membuat Saya hati serasa miris dengan kondisi hukum yang berlaku dinegara ini seolah hukum di Indonesia dapat di 'dibeli & ditawar' dengan murah bak seperti jualan sayur dipasar. Banyak warga negara yang Indonesia pada saat ini terkena dampak 'Genit' hukum masalah sedikit dibawa ke Kepolisian lalu tanpa kompromi polisi membawa dan mengadili para terdakwa lewat pengadilan. Didalam situsi yang sangat sulit ini orang-orang yang memiliki tingkat ekonomi rendah sudah tidak ada harganya lagi, karena menjadi rakyat miskin sangatlah susah bahkan untuk bermimpi saja sudah tidak bisa diperkenankan. Menjadi rakyat miskin selalu saja jadi bahan olok-olokan dan limpahan kesalahan dari kesalahan orang lain, layaknya seorang pembantu yang bekerja dengan majikan lalu sang memakai bekas mukena yang dahulu merupakan mukena pembantu lama dengan meminta izin kemajikan lalu sang majikan mengiyakan sipembantu ini mengenakan mukena yang digunakan oleh majikan entah karena faktor apa kok majikan ini tiba-tiba melaporkan pembantunya ke Kepolisian dengan tuduhan pencurian dan Pak polisi pun dateng dan membawa sipembantu ini kedalam bui. Kasus yang baru-baru ini sang majikan melaporkan pembantunya kemballi dengan tuduhan sipembantunya mengambil enam buah gelas tanpa adanya bukti lalu pembantu ini masuk kedalam bui dengan masa kurungan 5 bulan tahanan dan salah seorang sebagai pemilik travel ditahan selama 1,5 tahun dengan tuduhan perdagangan orang sang pemilik travel menceritakan dia hanya sebagai pengurus visa kekedutaan Amerika lalu tanpa disadari ada beberapa polisi menghampiri kerumahnya lalu membwa sipemilik travel ini kekantor polisi tanpa adanya surat perintah penangkapan. Melihat fenomena seperti ini memang cukup baik yang berarti masyarakat sudah 'mengerti' hukum akan tetapi kemengertian masyarakat yang lama-kelamaan mengerti hukum akan berujung kelebihan dalam tindakannya sudah tidak dapat berpikir secara rasional dan sudah tidak memandang aspek sosiologis. Aga sedikit heran kok pihak kepolisian justru lebih memihak orang-orang yang memiliki 'kekuasaan' financial tanpa melihat siapa yang mereka tangkap dan kasus serta barang buktinya malah main asal tangkap saja kemana reformasi kepolisian yang selama ini didengung-dengungkan, apakah mereka tidak berpikir bahwa yang mereka adili hanya kasus sepele yang bisa diselesaikan lewat jalan musyawarah untuk mufakat lalu apakah para penegak hukum kita sudah dibutakan oleh 'financial' dan mereka mengadili orang-orang 'bodoh' yang tidak mengerti apa-apa. Ya, memang sangat susah sekali menjadi rakyat miskin mereka dituntut tidak boleh bersalah dalam artian tidak ada payung hukum yang dapat memberikan jaminan hukum kepada rakyat miskin lalu rakyat miskin juga tidak boleh sakit karena mahalnya biaya kesehatan dinegeri kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun