Mohon tunggu...
Eko Oesman
Eko Oesman Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja-Pram

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Koordinasi untuk Si Biru

5 Oktober 2019   17:26 Diperbarui: 5 Oktober 2019   17:28 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya jarang pakai HT (handy talky). Tapi kemaren dalam acara gala dinner Workshop Mobile Phone Data (MPD) yang diikuti 13 negara saya harus menggunakannya. BPS tuan rumah, jadi acara harus berjalan sempurna.

Kebetulan salah satu punya teknisi nganggur. Dalam acara segemerlap itu koordinasi di antara panitia haruslah lancar. Kebetulan saya menjadi stage manager, penanggung jawab panggung. Udah biasa tapi tetap menguras keringat kecemasan.

Benar saja, satu menit menjelang kick off, layar LED depan panggung sempat kedap kedip, mati hidup. Layar seukuran lima kali tiga meter itu adalah salah satu elemen penting acara. Dari sana nanti tayangan video Wonderful Indonesia muncul menghibur penonton, para bule. Saya menangkap informasi itu dari HT yang saya pegang. "Break, teknisi tolong cek kabel" seseorang bersuara. "Dicopy" balas sang teknisi. Alamak jang.

Tapi entah kenapa, saya kok merasa tidak terlalu risau. Pertama, acara ini sudah menggunakan jasa event organizer (WO) yang sudah berpengalaman. Lebih sepuluh kali rapat koordinasi sudah digelar untuk memastikan acara berjalan lancar. Reputasi seorang stage manager dipertaruhkan di sini. Lebay bangets.

Kerisauan saya acara akan gagal total tidak terbukti. Hingga akhir acara LED bisa tetap nyala. Tentu saya bangga dengan aksi cepat tanggap teknisi. Mereka orang penting dibalik layar yang jarang terekspose. Ingin rasanya memeluk mereka satu per satu karena suksesnya acara. Ini bukan lebay tapi ungkapan terima kasih nan tulus.

Usai sholat Magrib berjamaah yang diimani Inspektur Utama BPS di lantai sembilan saya merenung, inilah buah dari koordinasi apik yang dilakukan sebelumnya. Saatnya memanen benih persiapan baik yang sudah di tanam.

Tahapan pertama dari tujuh rangkaian penting Sensus Penduduk 2020 tahun depan adalah koordinasi dan konsolidasi. Saat ini, dua dari lima wilayah di Indonesia sedang dilakukan ujicoba terkait koordinasi tersebut. Sebegitu penting kah dua kata tersebut? Hingga harus dilakukan gladi bersih segala? Ya, penting sekali malah.

Acara gala dinner yang hanya berlangsung dua jam saja butuh koordinasi mulus antara operator panggung, seksi acara, teknisi, sound man hingga kepiawaian MC mengambil alih acara jika terjadi sesuatu di luar skenario.

Sensus Penduduk 2020 bukan milik BPS semata. Ini pekerjaan seluruh komponen anak bangsa. Dukungan kementrian lembaga, organisasi perangkat daerah, para ahli demografi hingga lembaga internasional sangat dibutuhkan. Koordinasi premiun penting dilakukan untuk meramu semua energi tadi menjadi kolaborasi yang saling menguatkan.

Jadi, ketika anda diundang untuk rapat koordinasi dan konsolidasi datanglah. Jangan banyak mengeluh. Diskusikan dengan detail, lakukan antisipasi dalam bentuk risk management. Hasilnya, perbincangan di radio HT anda tidak akan menguras emosi kecemasan yang berpotensi menaikkan asam lambung perut anda. Barakallah. Selamat lagi Jakarta.

14/06/2019

Pukul 05.57

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun