Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Rasa Urup Puisiku #7: Mudik

29 April 2022   01:04 Diperbarui: 29 April 2022   01:50 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rasa Urip puisiku #7 dokpri

Rasa Urup Puisiku #7 : Mudik
Ditulis oleh : Eko Irawan


Kenapa Mudik harus lebaran. Harus bareng SeIndonesia Raya. Inilah Tradisi Unik negeriku. Titik kulminasi kangen bernama Mudik.

Jadinya bermacet ria dijalanan.  Penuh sesak berdesakan. Pasar ramai belanja lebaran. Libur dan cuti bersama diadakan. Quality time buat sanak saudara liburan.

Mudik itu setahun sekali. Ajang berkah silaturahmi. Disinilah nyala rasa urup sejati. Tatap muka bersama sanak famili.

Dari mudik yang tak Kusuka itu pamer. Dari sandal hingga kopyah. Dari baju hingga kendaraan pribadi. Dipertanyakan bukan kabar, tapi tampak harta yang disandang.

Kembalikan kefitrah kebaruanmu. Itu capaian imanmu. Merunduklah seperti padi. Berisi. Berkualitas. Itulah hasil mulia puasa Ramadhan. Tapi jika.....

Yang mudik tapi pamer. Sombongkan duniamu. Hartamu. Seolah capaianmu setinggi langit. Itu bukti hanya sejengkal pahammu, mininya nyalamu, Bukan itu rasa urupmu. 

Karena Hikmah Mudik, bukan pamer. 

Malang, 29 April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun