Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kiat Sukses Walau Salah Jurusan, Harus Bisa!

16 April 2022   13:10 Diperbarui: 16 April 2022   13:41 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inspirasi Eko Irawan ,(dokpri istimewa)

Apa Kabar UTBK-SMBPTN 2022?  Apakah kamu sudah menentukan mau ambil jurusan kuliah apa nantinya? Atau justru masih bingung? Apakah kamu melakukan konsultasi juga dengan guru BK atau dengan orang terdekat? Ataukah kamu memilih jurusan yang disarankan orangtua saja? Atau asal kuliah, tak ambil pusing milih, yang penting kuliah? Bagaimana jika kamu kesasar masuk jurusan yang bukan pilihan utama? Masalah ini masalah pelik yang dihadapi semua lulusan SMA /SMK.
Pilihan jurusan yang tepat belum tentu menjamin 100% Nasib suksesmu dimasa depan, dan salah jurusan juga belum tentu 100% kegagalan.
Artikel berikut mencoba kupas beberapa kiat sukses, khususnya bagi mereka yang salah pilih jurusan kuliah. Apa bisa? Harus bisa !

Apa Serius Mau Kuliah?

Kuliah itu butuh waktu dan dana yang tidak sedikit. Jika perilaku selama kuliah hanya menghasilkan kinerja dan prestasi yang kurang menggembirakan, jujur itu sangat melukai mereka yang berjuang keras agar kamu bisa kuliah. Siapa mereka? Mereka adalah orang tuamu. Mungkin kamu bisa kemukakan alasan salah jurusan, sehingga disana merasa tidak cocok. Jadi pertanyaannya sebelum buang umur, buang waktu, buang biaya, maka pertimbangkan secara masak masak, kenapa kamu memutuskan harus kuliah.
Memang, kuliah itu bekal terbaik. Mereka yang tak punya ijasah sarjana, kariernya dipekerjaan maksimal terhenti hanya sebagai staf pelaksana dan tidak bisa naik jadi pimpinan, sekalipun dalam jabatan strata terendah. Tingkat penghasilan dan kesejahteraan juga tidak bisa ditingkatkan dan harus ikhlas dan rela menerima kesejahteraan di level minim. Hal ini merupakan gambaran umum mereka yang tidak kuliah dan mereka yang kuliah. Jika kamu berkesempatan kuliah karena ortumu mampu secara finansial, maka tunjukan prestasi terbaikmu. Jangan sia siakan kesempatan itu. Pendidikan memang tidak menjamin sukses, tapi tanpa pendidikan kehidupan akan semakin sulit.

Jangan malas, walau salah jurusan

Beruntunglah mereka yang bisa kuliah, jurusannya tepat dan lulus sarjana dapat job yang memberinya kesejahteraan yang baik. Hal tersebut patut disyukuri. Namun bagaimana bagi mereka yang salah jurusan? Berarti kamu harus tetap semangat, jangan malas walau salah jurusan. Apa bisa? Karena salah jurusan itu secara psikologis menurunkan kualitas hasil belajarmu, karena ada rasa terpaksa. Bagaimanapun, hasilnya juga kurang maksimal.
Namun sekalipun jurusanmu cocok dengan kemampuan, bakat dan minatmu,  ternyata hal tersebut tidak menjamin suksesnya kehidupanmu dimasa depan. Tapi tanpa pendidikan, hidupmu juga akan bertambah semakin sulit. Cocok atau tidak pilihan jurusanmu, kamu harus memperhatikan kiat kiat sbb. Semoga menginspirasi.

1. Miliki ketrampilan dan keahlian.

Ketrampilan dan keahlian hukumnya wajib kamu miliki. Saat kuliah, kamu memang harus fokus study. Namun disela sela waktumu, sempatkan diri meningkatkan skillmu. Walau skill kamu tidak nyambung dengan jurusan kuliahmu, tapi kamu wajib punya skill plus. Sesibuk apapun kuliahmu, optimasi skillmu harus dikembangkan. Contoh kasus banyak tersedia disekitar kita. Misal Seorang sahabat, lulus sarjana pendidikan. Seharusnya dia jadi guru. Tapi kenapa dia lebih suka terjun di dunia peternakan bebek? Secara keilmuan, di jurusan pendidikan memang tidak diajari ilmu budidaya dan olahan bebek. Namun setelah wisuda sarjana, dia membuka peternakan bebek dan mengembangkan olahan telor asin hingga warung kuliner bebek. Ditahun tahun pertama, dia dihina sahabat seangkatannya yang jadi guru honorer. Tapi 10 tahun kemudian, teman yang menghinanya itu tetap saja jadi guru honorer yang belum diangkat jadi PNS. Memang Secara penampilan, keren. Style berseragam dengan sepatu mengkilat, namun dari sisi kesejahteraan, masih jauh dari cukup. Malahan sekarang dia minta bantuan pada teman yang dihinanya dulu. Belajar dari kisah ini, bukan dari soal karma, tapi soal kemampuan memiliki skill yang bisa dikembangkan selepas lulus kuliah. Tak perlu malu seorang sarjana itu menekuni profesi diluar jurusan kuliahnya. Yang lebih malu, jadi sarjana, secara keilmuan dan kepandaian lebih mumpuni, tapi tak mampu membaca peluang usaha, dan hanya berpasrah menunggu disatu pintu yang bernama diangkat PNS guru, seperti cerita diatas. Jika dipikir logis, dia Sampai kapan mau menunggu? 

2. Kuliah untuk buka wawasan

Saat kamu kuliah, apakah hanya kuliah doang? Berangkat, ikuti kelas, pulang dan tidur. Terus demikian hingga lulus. Kamu tak ikut organisasi. Temanmu hanya satu kelas, satu jurusan saja. Kamu tak punya jaringan, tak pernah komunikasi dan berorganisasi. Apakah kamu seperti ini?
Tugas tugas kuliah memang menyita waktumu. Namun jangan hanya aktif dikelas saja. Kamu harus bersosialisasi di kampusmu dengan ikut organisasi dan kegiatan produktif lainnya. Jalin jaringan pertemanan seluas luasnya saat kuliah. Mereka asset berharga yang kelak akan jadi referensi kreatif. Seorang teman berkarier disebuah industri kreatif selepas kuliah. Jika kamu kenal dia, dan kebetulan kamu ngganggur, kamu bisa temui dia tanpa canggung untuk ikut dalam projectnya. Jaring pertemanan sesama alumni bisa menolongmu dimasa mendatang.
Selama kuliah, artinya selagi muda haruslah energik untuk aktif membuka diri dan wawasan sehingga akan punya banyak referensi optimasi diri dimasa mendatang. Bagi saya ini sangat diperlukan. 

3. Belajar efektif sepanjang usia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun