Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Lampu Heritage (Hari Hari Puisiku #11)

23 Januari 2022   21:22 Diperbarui: 23 Januari 2022   21:35 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari hari puisiku #11 dokpri istimewa

Kongkow, nikmati malam di kajoetangan. Segelas kopi menemani. Nongkrong bersama kolega. Keluarga. Atau terkasih.

Jujur, ini bukan Malioboro. Bukan Semarang. Bukan Braga. Bukan pula kota di Belanda. Ini bumi Ngalam. Kajoetangan heritage.

Bersyukur ada kajoetangan haritage. Wadah ekspresi warga. Yang wisata. Yang belanja. Yang ingin nikmati kota sendiri. Walau belum sempurna. Tapi ada upaya. Ada usaha. Memberi ciri khas. Ini kota Ngalam.

Diawali dari paving. Dari pedestrian. Dan lampu haritage. Kabel. Parkir. Terus berbenah dalam plus minus. Pujian dan kritik. Ada suka. Ada tidak suka. Apapun itu, ini mbois lop ilakes.

Cerita lampu haritage. Mau dibawa kemana. Tanya yang ahli. Biar mengkaji. Menelaah. secara profesional. Dari berbagai sudut ahli. Agar apik, menarik dan unik.

Apa kembali ke asal usul kajoetangan? Seperti masa Ken Angrok, lampunya oncor, di hutan Patangtangan. 

Apa kembali art Deco. Memoles khas kolonial. Tapi gedungnya mana. Malah banyak gedung ditulisi dijual. Dirobohkan. Diganti modern minimalis. Warga biasa, bertanya haritage itu apa.

Malang itu lahir di era desain art Deco, budayanya arek. Bukan Mataraman. Punya osob kiwalan. Punya topeng Malangan. Kuliner Bakso aremanya terkenal. Kampung tematiknya unik. Bermacam kreasi ada di malang.

Cerita lampu, untuk nyaman wisata. Berswafoto Instagramable. Mendendang musik jalanan. Suka ria membangun kenangan. Cerita syahdu tentang malang. Sepanjang Kajoetangan.

Akankah kangen Malang, kangen Kajoetangan. Rindu dalam setiap cerita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun