Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wanita dari Bait Puisi

29 November 2021   17:48 Diperbarui: 29 November 2021   18:14 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wanita dari bait Puisi dokpri

Kau, wanitaku. Kekasihku. Bertahun lamanya, aku bersamamu. Mereguk suka duka. Berbagi kisah. Berbagi Kasih. Berdua, tapi ini ironi.

Kau ada, tapi tak ada. Kau hadir, tapi tak menemaniku. Sungguh ini bukan negeri dongeng. Yang indah didunia khayal. Tapi pahit di dunia nyata.

Kau adalah wanita dari bait puisi. Yang ada menemaniku berimaji. Hadir sebagai mata air puisi. Mengaliri jiwa kesepian. Temani Sunyi sendiri dalam hati.

Aku tak Sudi jadi gila. Seperti lelaki yang tak waras. Menikahi wanita dari bait puisi. Yang dipeluk Apsara kata. Dipuji hampa. Ditertawakan derita. Diuji asmaraloka. Dan bahagia ini ternyata tak pernah ada.

Sendiri ini terbunuh sepi. Aku tak mau menjadi lelaki dari bait puisi. Aku nyawa yang nyata ada. Bukan raga yang sakit jiwa. 

Fatamorgana. Tak mungkin hidup didalam panggung sandiwara. Cinta ini butuh tempat berlabuh. Butuh sentuhan kasih nyata. Tuhanku, kirimkan dia. Sebagai fitrah luhur manusia.

Malang, 29 November 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun