Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata Air Puisi

23 November 2021   19:23 Diperbarui: 23 November 2021   19:32 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menemukanmu itu, anugerah. Kau telah dikirim semesta dalam galauku. Untuk berani bicara pada dunia. Lewat bait kata.

Saat rasa ini menjadi cinta. Ijinkan diriku melampaui batas. Menembus dinding dinding keangkuhan. Yang penjarakan manusia bodoh. Terdiam dalam hidup.

Kau Perempuanku itu. Kau sang Dewi asmara, yang membangunkan sang pujangga. Untuk bersamamu mewujudkan asa. Tentang rasa yang mati. Jiwa yang tenggelam. Bait yang bertunas, dipadang gersang.

Bersamamu menggapai langit. Melawan badai. Menaklukan petir. Menggenggam matahari. Tunduk dalam titah. Melahirkan kesegaran baru. Mata air puisi.

Aku akan bersamamu. Bawalah aku pergi. Karena dari rahimmu, akan lahir penguasa jagad. Yang mengguncang dunia. Terkagum pada maha karya. 

Kau ada bukan dimana. Kau ada dalam rasa. Menyatu denganmu dalam irama yang sakral. Jangan biarkan aku mati tanpamu. Kau ibu yang melahirkan pujangga. Agar abadi dalam nirwana.

Malang, 23 November 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun