Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tralala

4 Oktober 2021   20:41 Diperbarui: 4 Oktober 2021   20:51 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tralala dokpri Eko irawan

Pesanku satu, jangan samakan aku dengan mantanmu. Ini aku, kekasihmu sekarang. Aku bukan dia. Ini aku. Diriku. Tak bisa dianggap sama. Karena aku pribadi lain, yang mencintaimu, dan ingin dibalas dengan cinta yang sepadan.

Aku tak ingin berbelit kisah. Sederhanakan saja. Jalani sewajarnya, sebagai sepasang kekasih. Malulah dirimu menerimaku. Sebagai kekasihmu. Padahal aku bangga mengakuimu. Tak pedulikan bagaimana kamu. Karena cintaku tanpa alasan.

Kau wanitaku. Kekasihku sekarang. Kau bisa lihat sendiri, aku bagaimana padamu. Apakah itu main main? Apakah aku dolanan? Apakah aku bangsat penipu? Yang mempermainkan martabatmu? Tak perlu aku cerita. Bukti bicara. Tapi kenapa kau lebih percaya rumor? Lucukah itu? Ini bukan lelucon kasihku.

Cinta itu diakui. Itu ada diantara kita. Tumbuh dihati kita. Ada doa didalamnya. Ada cita cita bersamanya. Itu tulus suci. Bukan dibibir tak bertulang. Aku berjuang untukmu. Berdarah darah. Dalam tetesan air mata. Yang menangis siang malam. Agar kita berdua seperti pasangan lainnya. Mewujudkan cinta dalam hidup, merasakan indahnya. Membuat nyaman dalam langkah langkahnya. Ada untuk berdua.

Tralala. Itu caramu memanggilku, kau menolak mengakui aku, sebagai kekasihmu. Kau anggap aku badut lucu. Yang bermain asmara denganmu. Dikira aku main main. Mungkin kau ingin bebas. Tak terikat. Tapi kita ini bukan muda lagi. Cari apa sih? Tambah hari kita semakin menua. Kau biarkan aku mencintaimu bertepuk sebelah tangan. Kau sembunyikan caramu mencintaiku. Cinta ini tak terawat. Karena hanya aku saja yang mati Matian untukmu. Tanpa pedulikan perasaanku. Kau kira aku robot?

Aku pecintamu. Aku korbankan hidupku untuk dirimu. Jika kau cari yang sempurna, itu tidak ada. Aku hanya manusia biasa. Tapi aku berjuang untukmu. Agar kita sama sama berimbang. Sepadan saling cinta. Tak bisakah?

Aku bukanlah pelawak. Aku juga bukan bermain peran sebagai boneka lucu lampu merah. Untuk apa mentertawakan cintaku? Ini perasaan. Ini bukan panggung stand up komedi. Aku ini menangis. Pingin punya pasangan hidup. Ingin diakui. Sebagai kekasihmu. Dan aku tidak sedang lucu lucuan. Untuk apa aku kau anggap nekad, mencintaimu itu sudah kupertimbangkan. 

Memahami caramu mencintaiku. Kita sudah jalani. Bukti sudah tertata rapi. Perjuangan terus kupersembahkan. Untukmu. Aku menerimamu, tanpa syarat. Aku tak pedulikan tentang kamu dahulu. Cintaku tulus dari hati. Tak goyah oleh bujukan kata orang. Aku percaya kamu, dan aku jalani ini tulus ikhlas untukmu.

Kuakui kau sebagai Tuan Putriku. Tapi kau anggap aku tralala, lawak lucu. Kugandeng tanganmu, engkau tak mau. Kubonceng dirimu, tapi kau perlakukan aku sebagai tukang ojek. Duduk menjauh, seolah Kita lagi bertengkar, dan aku memaksamu jalan. Kuajak ketempat romantis, agar kau bisa bersandar dibahuku, kau menolak. Seharusnya kita duduk berdekatan. Seperti pasangan kasmaran. Tapi caramu mencintaiku, berbeda.

Aku ingin punya kekasih. Yang sama kasmaran. Bukan mencintai sendiri. Memang cinta tak bisa memaksa. Itu caramu. Tapi pahami juga caraku mencintaimu. Agar berkah langit merestui kisah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun