Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

403 Forbidden Your Love

13 September 2021   12:18 Diperbarui: 13 September 2021   12:21 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencintaimu. Seperti mencintai sendiri. Serasa cinta bertepuk sebelah tangan. Mengejarmu dengan penuh rindu. Tapi tak terjawab dengan rasa yang sama.

Mencintaimu. Jadi tak romantis. Memegang tanganmu saja tak kuasa. Selalu kau kibaskan genggaman tanganku untukmu. Seolah hanya aku, dan kau tak butuh perasaan ini.

Mencintaimu. Jadi beban. Karena hadirku, tak diakui. Kau anggap dolanan. Hanya mainan tanpa tujuan. Dan aku lelakimu jadi dinilai miring. Lelaki tak serius. Tak becus. Tak jelas. Lelaki yang tak tegas. Tak teges. 

Kau, bisa buktikan cintaku. Cinta itu tanpa alasan. Jika kau paham, ini tak ada kendala. Semua jelas. Tak perlu dikhawatirkan. Tak perlu diragukan. Ini tulus. Ini kuperjuangkan. Untukmu.

Tapi caramu mencintai aku berbeda. 403 forbidden your love. Kau sembunyikan untuk alasan mulia. Agar semesta menghargai. Jika kasih ini suci. Menunggu janji mahligai yang diridhoi. 

Aku, akan bersabar. Aku sudah cukup menerima caramu, mencintaiku. Bahasa matamu, cukup membuatku mengerti. Caramu yang berbeda.

Biarlah orang lain menilai. Menghakimi cara kita, yang aneh. Tak seperti sejoli kasmaran. Malah seperti pasangan yang selisih paham. Tapi ini tentang kita, hidup kita, bukan apa kata orang, tapi kita yang jalani. Hidup kita sendiri. Aku dan kamu.

Kasih, kuterima caramu. Aku percaya padamu. Walau cintamu tersembunyi. Aku tetap berjuang untukmu. Membangun cinta kita, berdua bersamamu. Dalam cara yang berbeda. Cara kita.

Malang, 13 September 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun