Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suwung

20 Agustus 2021   17:41 Diperbarui: 20 Agustus 2021   17:45 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suwung. Rasa ini terkungkung. Terdiam dalam relung. Hampa dalam renung. Ada atau tiada, dalam sepi tanpa lindung.

Suwung. Jalanan ini bersaksi. Langkah gontai dalam tuntutan. Ketika berusaha benar, tapi tetap salah. Ketika membela kehormatanmu, tapi kubalik diperalat. Untuk orang lain. Selingkuhanmu.

Keadilan akan bicara. Saat harga diri dilecehkan. Secara gratis, atas nama cinta. Kau mau. Kau sadar. Dan kau lakukan. Tanpa berpikir. Bahwa perbuatan itu, menodai berkah Tuhan. 

Sudah terjadi. Suka sama suka. Itukah yang dianggap remeh? Dianggap dulu, dan sekarang sudah sadar? Semudah itukah? Kehormatan mu sudah direndahkan. Bagai anjing. Tapi dia yang kau bela. Astagfirullah.....

Suwung. Itu hasil sintingmu. Kau puas diranjang setan. Berbuat durjana bagai binatang. Yang halal, kau campakkan. Yang haram kau puja sebagai pembenaran. Pantaskah kau jadi ibu, panutan anak anakmu.

Suwung. Kau buat hidupku suwung. Terasing untuk hidupku sendiri. Untuk apa mempertahankan status, tapi dusta. Saling tipu. Saling sakiti. Saling ingkar. Tipu ditutup tipu.

Kau tak cinta aku, tapi cintamu untuk dia. Yang mengendalikan hidupmu. Yang merencanakan kesengsaraan ini. Dalang yang lempar batu sembunyi tangan. Pura pura suci, tapi bajingan. Yang pingin enak, tapi memperalat orang lain. Merampok untuk nafsu binatang. 

Suwung sudah diri ini. Pergilah bersamanya. Itu buatmu nyaman. Karena masa depan sudah dirampoknya. 

Tak ada jalan kembali. Untuk apa bertahan, tapi sakit. Kau sengsara melihatku, karena suwungku rencanamu. Agar aku jadi ATM abadi, untuk pahlawan ranjangmu. Yang menodai harga dirimu. 

Malang, 20 Agustus 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun