Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Politikus Cinta

18 Agustus 2021   22:41 Diperbarui: 18 Agustus 2021   22:44 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politikus cinta dokpri

Jika kamu gentelment, lelaki sejati, datang saja ke rumah. Lamar! Tak perlu drama. Kamu pinta, aku kasihkan.  

Tapi ternyata, kamu pengecut. Katamu, hanya menasehati. Demi Allah keluar dari mulutmu. Langit bumi saksinya. Dasar lidah tak bertulang. Dibelakangku kau main gila. Aku bisa kau tipu. Tapi malaikat, mencatat perbuatanmu. Enak ya selingkuh?

Ngaku saja. Tak perlu malu. Bikinlah baliho politisi. Kau kan sutradara hebat. Ahli strategi. Politikus cinta. Demi nafsu bintangmu, kau rusak mahligai suci. Dan orang lain kau korbankan untuk tumbalmu.

Kau dibela. Dibela setengah mati. Karma settinganmu berhasil. Sihirmu telah membuat zombie cinta. Yang tunduk tanpa sadar. Demi nafsu bejatmu.

Kau dipuji sebagai lelaki hebat. Amalmu sundul langit. Ahli ibadah. Tapi tiduri istri orang. Berkali kali. Seperti anjing.  Biadab, tak bermoral. Itu sudah terjadi. Suka sama suka. Mau sama mau. Dan Tuhan yang kau sembah, tahu perbuatanmu. Untuk apa sandiwara tipu tipu.

Politikus cinta. Adu cara, demi kepentingan dunia. Kau pandai memperalat. Kau pandai mengendalikan. Janjimu manis. Tak peduli menyakiti hati yang lain. 

Halus menebar sihir. Demi kepentingan nafsumu. Cinta palsu diranjang birahi. Memetik harta tanpa usaha. Sungguh mulia perbuatanmu. Menghipnotis kebenaran, agar jadi tersangka. Untuk dimanfaatkan. 

Politisi cinta. Pemuja nafsu perusak mahligai bahagia. Tapi, dia pecundang. Pengecut yang main belakang. Kuridhoi kamu pergi dengannya. Itu pilihanmu. Katamu itu terbaik. Dan jangan kembali jika kau dicampakkannya. Karena kelak, sesalmu tak bisa menebus sakitku. 

Malang, 18 Agustus 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun