Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Haruskah Terus Memperjuangkanmu

5 Juli 2021   18:39 Diperbarui: 5 Juli 2021   18:43 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haruskah terus memperjuangkan mu dokpri Eko irawan

Aku pernah berjanji padamu. Untuk memperjuangkanmu. Tapi sampai kapan? Karena hatimu bukan untukku lagi.

Setiaku tak perlu kau ragukan. Tapi itu terbatas. Sepanjang dirimu tidak mengkhianati aku. Aku tak butuh alasanmu. Tapi kenapa kau duakan aku. Itu sangat menyakitkan. 

Jujur, aku menjunjung kehormatanmu. Saat kehormatanmu dinodai, apa lagi yang harus dipertahankan? Ini cinta. Ini janji suci. Bukan permainan khianat, untuk kepuasan dendam. Untuk apa? Apa yang kau inginkan?

Aku sudah cukup mengalah. Menerima tuduhanmu. Harus akui yang tak kulakukan. Bumi langit jadi saksi. Dan aku siap hingga pengadilan akhirat. Tapi kau pandai bersilat lidah. Kau putar balik fakta. Itu dramamu sendiri. Fitnah apa lagi yang akan kau gagas?

Sekarang dimatamu aku bajingan. Yang harus disengsarakan. Kau puja dendam. Dan tertawa ngakak seolah ini karma. Tapi setinganmu sendiri. Apa Tuhan akan membiarkan umatnya didzolimi.

Haruskah terus memperjuangkan mu? Sementara kau sudah melupakan janji suci. Kau memuji lelaki lain. Sebagai yang terbaik. Kau beri dia nikmatmu. Kau bela dia setengah mati. Seolah aku tersangka, Siapkah kau jika keadilan ditegakkan?

Seharusnya dia yang kau tuntut. Untuk tanggung jawab. Karena dia sesungguhnya bangsat sejati. Apa yang kau peroleh dari dia? Dia sudah merusak kebahagiaan. Dan itu tak bisa diampuni semesta.

Aku yang memperjuangkan mu. Siang malam. Tapi kau tipu. Aku diam, tapi tak bodoh. Kutantang kau jika perbuatanmu benar. Hakmu akan kuberikan. Tapi kewajibanmu kau tukar dengan khianat. Pantaskah? 

Selamat jalan cinta yang ternoda. Malaikat langit tak bisa kau tipu dengan dramamu. Selamat tinggal kesengsaraan. Kau sudah memilih jalanmu sendiri. Itu pilihanmu. Dan tak perlu kau sesali.

Malang, 5 Juli 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun