Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saksi Bisu

27 Juni 2021   12:53 Diperbarui: 27 Juni 2021   13:02 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saksi bisu dokpri Eko irawan

Pagi dan malam. Dijalan yang sama. Merangkai kisah. Berpuluh tahun. Drama kehidupan yang lelah. Perjuangan yang tak dihargai.

Pernah dingin. Dipeluk kabut. Pernah panas dipeluk peluh. Langkah tak terhitung. Lelah yang tak diperdulikan. Masa yang tak diakui. Tertukar dendam membara.

Mengeluhku ditertawakan semesta. Aku sudah dibodohi dalil dalil munafik. Dipaksa mengaku salah dan tertuduh. Agar jatuh kelembah hinaan. Dan menarilah para iblis. Mentertawakan ku.

Sia sialah umur. Ketika yang baik sudah dianggap tak ada. Disirnakan. Oleh kepuasan dendam para laknat. Didalangi para bajingan. Yang lempar batu sembunyi tangan. Yang membela para perampok hati.

Pertarungan busuk untuk kemenangan imitasi. Untuk apa? Puas bukan telah menipuku, tawa mesramu diranjang terkutuk. Polah binatangmu sungguh dipuji langit bumi. Sungguh mulia pembalasanmu.

Saksi bisu. Jalan ini. Tak pernah bisa cerita. Padamu. Tentang betapa lelah perjuangan ini. Untukmu. Sementara dirimu menghinakanku. Puas bukan pilihanmu, karena kau akan memetik polahmu sendiri. Hingga akhirat. 

Malang, 27 Juni 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun