Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Yang Tertolak

19 Juni 2021   12:44 Diperbarui: 19 Juni 2021   13:07 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rindu yang tertolak dokpri Eko irawan

Petang selalu dirindukan malam. Pagi selalu dirindukan siang. Tapi kenapa kau tak merindukan aku. Kenapa kau selalu ingin menolakku. Seolah inginkan ku pergi saja, dan melupakan rinduku sendiri.

Jujur, Rindu ini berat. Karena, ini rindu yang tertolak. Rindu ini mahal, karena hanya kau yang bisa membuatku rindu. Hanya kau yang bisa membuatku merasa hidup.

Tengoklah keluar. Kelautan lepas. Kesamudra hidup. Disana banyak yang terbuang. Tak dianggap. Tak ada yang mencari. Mereka tak ada yang merindu kehadirannya. Kangen keberadaannya.

Namun rasa ini harus diperjuangkan. Bukan untuk dibuang. Seharusnya kau jaga rinduku ini. Kau ikat rindu ini. Jadi milikmu, selamanya.

Mungkin kau pernah terluka. Tersakiti. Tapi kenapa kau tolak yang sudah rela ada. Rela hadir. Untuk menyerahkan hidup. Berjuang untukmu. Aku tulus. Aku ikhlas. 

Tapi aku akan tetap setia seperti malam. Setia menyambut petang. Aku akan setia seperti pagi. Setia menyambut malam. Karena kau sudah membuatku jatuh hati. Tanpa syarat.

Rindu yang tertolak. Tetap ada rindu dan semakin menggebu. Tetap ada, karena rindu ini milikmu. Rindu ini bukan rindu biasa. Karena aku ingin bersamamu. Selamanya.

Jika aku berhenti. Tertawalah semesta. Berarti aku tak niat. Berarti aku tak mau berjuang. Untuk hidupku sendiri. Jika aku tak mau melangkah, siapa yang akan menolongku. Agar hidup layak bersamamu. Melepas rindu untukmu.

Malang, 19 Juni 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun