Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Toksik Reborn

2 Juni 2021   19:34 Diperbarui: 2 Juni 2021   19:47 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toksik reborn dokpri Eko irawan

Lingkungan kerja, dimanapun, ditata efisienpun, selalu saja muncul toksik, bahkan pindah kantor pun bisa toksik reborn.  Apakah tradisi atau karma, atau kita sendiri yang toksik bagi rekan kita sendiri. Apa karena kita orang baru atau karena kita staf lama. Kenapa muncul toksik. Mari kita ulas bersama agar tetap nyaman berkarya secara maksimal tanpa diganggu toksik reborn.

Mengenal Toksik diruang Kerja 

Toksik menurut saya adalah semua aktivitas yang terjadi diluar tugas pokok dan fungsi instansi dimana anda bekerja. Hal itu tidak ada hubungan dengan urusan kantor, tapi terjadi dikantor namun dianggap lumrah. Secara umum toksik ini bisa diawali dari pimpinan, pegawai lama yang tidak nyaman kehadiran pegawai baru, pegawai baru yang kepo dan semua pegawai yang tidak mampu memanage kehidupan pribadi, sehingga masalah pribadi terbawa ke kantor. 

Toksik adalah upaya irasional sebagai upaya bertahan menunjukan eksistensi diri. Bersikap toksik menunjukan pribadi yang tidak profesional. Tujuannya menunjukan eksistensi diri, tapi secara tidak langsung mengganggu kinerja dan perasaan orang lain. 

Sebenarnya itu upaya menunjukan pembenaran pribadi agar dinilai superioritasnya terakui. Mungkin menurut dirinya sikap itu benar, tapi bagi orang lain, sikap sok mengadili orang lain dengan ghibah atau hinaan langsung, menunjukan mentalitas egois yang tidak elegan. Intinya menutupi kelemahan pribadi dan mengkambinghitamkan orang lain jika ada masalah dikantor.

Perlukah jadi toksik 

Saat integritas kita dikantor diinjak injak pelaku toksik, munculah toksik reborn. Balas dendam ala toksik. Ini adalah upaya bertahan agar kita secara pribadi agar tidak dilecehkan. Hal hal tidak profesional yang tidak ada hubungannya dengan urusan kantor sebaiknya dihindari. Menjadi toksik sebenarnya tidak perlu dilakukan, bahkan para toksik itu harus diberantas. 

Namun toksik itu terjadi karena unsur manusia yang punya perasaan. Diberantas secara kedinasan atau tindakan tegas internal, justru melahirkan toksik baru karena memunculkan barisan sakit hati. Hal itu bukan meningkatkan kapasitas kinerja kantor, tapi malah menurunkan kapasitas dan integritas kinerja. Terus apa tujuan bekerja, jika di kantor hanya membahas toksik? 

Langkah melawan toksik 

Toksik apapun bentuknya sangat mengganggu proses kinerja kantor. Prestasi apa yang bisa diraih kantor, jika para staf hanya sikut sikutan. Apapun yang terjadi, jangan lupakan tujuan dari bekerja. 

Jika toksik adalah racun, mau tidak mau toksik harus dilawan. Bersikaplah profesional adalah cara melawan toksik agar tidak meraja Lela mengganggu kinerja kantor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun