Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Itu Bukan Salah Benar tapi Indah

25 Mei 2021   00:19 Diperbarui: 25 Mei 2021   00:34 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup itu bukan salah benar tapi indah dokpri Eko irawan

Hidup itu. Hidup yang berharga. Untuk apa mencari pembenaran sepihak. Membela diri untuk kelakuan. Agar dipuji benar. Versimu sendiri, bukan versi kebenaran semesta. Hukum Tuhanmu.

Itu nikmatmu sendiri. Rekayasa bangsat. Sudah berani menipu kesucian. Bersama sang perampok. Alasan apalagi yang kau dustakan. Aku bisa dibodohi. Tapi kemana hatimu saat kau lakukan perbuatan terkutuk itu.

Kau sudah hinakan janji suci. Untuk kepuasan dendam. Jujur itu tak bisa dihapus. Karena Tuhanmu melihatmu. Lalu kenapa kau cari alasan? Akui saja apa sulitnya.

Hidup itu bukan salah benar tapi indah. Jika ini kau anggap siksa, itu caramu mensikapi. Rekayasamu sendiri. Kenapa kau cari kambing hitam. Menyalahkan aku, yang menjaga kehormatanmu. Menyelamatkan martabatmu. 

Ini sudah melampaui batas. Aku memang bisa salah. Tapi balasanmu melebihi takaran. Sudah adilkah? Sudah puaskah? Dendammu bukan memudahkan hidupmu. Karena itu dosa nikmat bersama bajingan. Apakah itu berpahala? Itu busuk terlaknat. Bukan aku yang kau bodohi. Tapi Tuhanmu sendiri yang kau tipu.

Hidup indah kini ilusi. Tak bisa dihapus dengan kata maaf. Ini akan jadi perselisihan abadi. Kau akan cari dan terus cari. Agar salah jadi benar. Dan benar harus menanggung karma. Tapi setingan sang keparat, yang kau bela hingga pengadilan akhiratmu. 

Aku pasrahkan semuanya. Tuhan Tahu apa yang kau lakukan. Hidup ini hanya sekali saja. Kenapa kau lakukan intrik bejat ini? Waras? 

Tak perlu drama. Ini siksa. Sudahi saja. Ini sudah berbeda jalan. Sudah pahit, diperumit. Untuk apa lagi. Pergi saja bersamanya. Karena bukan aku dihatimu. Kau sudah memilih dia. Selamat jalan, semoga Tuhanmu memaafkanmu. 

Malang, 25 Mei 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun