Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hikmah Ramadhan di Tengah Pandemi

10 Mei 2021   23:49 Diperbarui: 10 Mei 2021   23:51 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Progres goal dari ibadah ini adalah Idhul Fitri. Jika setelah Idhul Fitri, kita kembali kepola awal kehidupan sebelum Ramadhan, maka secara kasat mata, gemblengan ramadhan tidak memberikan kontribusi positif dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan kita. 

Ibadah puasa adalah sistem pendidikan pribadi untuk membagi managemen waktu yang taat dan kesempatan menjalankan ibadah secara lebih baik. 

Diawal ramadhan, nuansa tarawih serasa penuh semangat, karena masjid dan mushola dipenuhi jamaah. Dipenghujung Ramadhan, shaf sholat terus mengalami kemajuan. 

Bukan lebih banyak jamaah, tapi bisa jadi tinggal shaf terdepan yang tersisa. Kemana lainnya? Mereka sibuk bikin kue lebaran, sibuk belanja baju baru ke mall dan sibuk urusan duniawi lainnya. Apalagi yang sibuk main petak kumpat dengan petugas karena mau mudik. Dipenghujung ramadhan, bukan shaf terawih yang dipenuhi jamaah, tapi mall dan super market yang diserbu jamaah mabuk belanja. Seolah olah kalau tak beli baju baru, tidak afdhol. Hikmah Ramadhan sebenarnya bukan punya baju baru yang utama, itu hanya simbolisasi belaka. Yang harus baru adalah kualitas hidup dan keimanan, bukan baju yang baru. Sia sia dong jika bajunya saja yang baru, tapi kualitas hidup dan keimanan pasca Idhul Fitri kembali menurun. 

Kemampuan berhikmah selama Ramadhan ini adalah semacam upaya Ruhani mencapai kebaruan pemahaman dan terus ditingkatkan pasca lebaran. Kata lebaran sendiri merupakan pasemon atau sindiran. Karena setelah lebaran, semua lebar atau habis. Bukan saja uang THR atau tunjangan hari raya yang habis, tapi kualitas ibadahnya juga langsung bubar. Seolah olah setelah puasa usai, adalah hari kemenangan, sehingga makna latihan ibadah selama Ramadhan dianggap sudah lebar. Seharusnya pasca ramadhan, kualitas hidup dan ibadah kita lebih meningkat. Hidup bukan hanya dibuat urusan duniawi belaka, selama Ramadan, kita mengatur ritme pembagian hidup yang teratur, terjadwal dan terprogram. 

Masak membaca Al Qur'an saja hanya menunggu ramadhan. Sebagai kitab suci way of life bagi Muslimin, kajian Al Qur'an seperti masa ramadhan, seharusnya lebih ditingkatkan. Majelis kajian harusnya lebih ramai setelah Ramadan. Tapi faktanya, yang ramai mall, tempat rekreasi dan liburan dan jalanan oleh mereka yang cari akal dan cara mudik.

Hikmah Ramadhan selanjutnya adalah berbagi. Banyak komunitas turun ke jalan dengan membagikan takjil. Ini sangat menolong mereka yang kesulitan berbuka puasa. Padahal diluar ramadhan, banyak orang yang terpaksa puasa dan membutuhkan bantuan. Tapi tidak ada uluran bantuan seperti itu. Membantu orang lain, baik melalui pembagian takjil atau berzakat, infak dan shodaqoh seharusnya bukan hanya bulan ramadhan.  Hikmah berbagi inilah yang perlu ditingkatkan.

Inilah beberapa hikmah Ramadhan, semoga artikel ini menginspirasi.

Malang, 10 Mei 2021

Oleh Eko Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun