Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mati Rasa

15 April 2021   10:59 Diperbarui: 15 April 2021   11:06 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syahdunya berbuka. Romantisnya saur. Dengan suguhan apa adanya. Sungguh nikmat. Terekam dalam lintas waktu. Yang tetap terkenang. Terngiang. Pernah ada.

Namun itu dulu. Sebelum ada dia, yang kau bela. Dan aku yang salah. Hanya debat kusir jika dibahas. Masalah pelik, yang tak pernah tuntas. Ramadan pun jadi kenangan sedih.  

Bukan salah atau benar. Apa yang kulakukan adalah menjaga amanat. Menjaga kehormatanmu. Agar tak dilecehkan para munafik. Yang ngaku malaikat, tapi berprilaku bejat. Bilangnya hanya menasehati, tapi apa yang kalian lakukan.

Aku boleh kau tipu. Tapi Ramadan pernah jadi saksi. Apa yang engkau lakukan bersamanya. Sungguh mulia perbuatan itu. Dipuji para malaikat langit bumi. Itukah pilihan yang lebih baik dariku? 

Aku tetap kau salahkan. Aku tetap jadi kambing hitam. Demi bahagiaku bersamanya. Keren bukan skenariomu? Hebat caramu. Tapi Allah sudah bongkar kedokmu. Karena Ramadan saksinya.

Dan jangan sangka aku bisa kau permainkan lagi. Ini sandiwara gila. Mungkin kau sangka aku bodoh. Tak tegas. Tak teges. Bisa ditipu. 

Silahkan nilai, karena yang menilaiku lebih mulia dari tuduhanmu. Allah tahu apa yang kau tuduhkan padaku. Dan Allah sudah membuka tabir rahasia, tentang apa yang kau lakukan bersamanya. Dusta apa lagi yang akan kau nyatakan? 

Sebuah pembenaran sepihak, caramu, agar benar perbuatanmu. Aku ikhlaskan, hadapi karma setingan. Toh, itu hidupmu sendiri. Aku hanya jalankan tugas sebelum aku pergi. 

Caramu musuhi aku. Tak elok dinilai langit bumi. Cara munafik, mencampur benci dalam balas dendam, biar kapok. Tapi butuh. Kok aneh? Tentu ini bisikan sang Arjuna bajinganmu. Jika bersamaku Tak cocok, kenapa pura pura? Aku tak menghalangimu. Karena bersamaku semua sudah mati rasa.

Malang, 15 April 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun